REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan forum bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2020 menunjukkan kegiatan ekonomi bisa berjalan sementara pandemi ditanggulangi.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI I Gede Ngurah Swajaya mengatakan, pemulihan ekonomi perlu dimulai tanpa mengganggu keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Diselenggarakan secara hibrid, baik melalui tatap muka maupun secara virtual, lebih dari 500 pelaku usaha dari Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia berpartisipasi dalam forum bisnis INA-LAC pada 9-11 November 2020.
"Justru dengan menggunakan teknologi, sebanyak 36 pertemuan bisnis one-on-one dapat difasilitasi dengan efektif dan menghasilkan kerja sama konkret," ujar Ngurah dalam penutupan forum tersebut di Jakarta, Rabu (11/11).
Forum INA-LAC yang diselenggarakan untuk kedua kalinya tahun ini berhasil membukukan nilai transaksi sebesar 71,2 juta dolar AS atau hampir Rp 1 triliun). Dengan potensi bisnis senilai 14,3 juta dolar AS (sekitar Rp 201 miliar) dari pertemuan one-on-one.
"Transaksi yang ditandatangani dalam forum bisnis INA-LAC ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu," ungkap Ngurah.
Selain itu, interaksi antara pelaku usaha Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia juga didukung dengan adanya wadah digital yang dapat dimanfaatkan kapan saja dan di mana saja, tanpa batasan geografis dan waktu.
Sedikitnya 146 perusahaan Indonesia dan 80 perusahaan Amerika Latin serta Karibia menggunakan laman digital INA-LAC untuk mempromosikan produk dan berinteraksi langsung dengan mitra mereka.
Secara khusus, pemerintah Indonesia juga memanfaatkan wadah tersebut untuk menawarkan 108 proyek investasi yang mencakup 10 sektor di 11 provinsi di Tanah Air, untuk menarik calon-calon investor dari kawasan Amerika Latin dan Karibia.
"Ini merupakan keuntungan dari platform digital yang kami miliki. Platform digital ini akan terus dikembangkan dan disempurnakan agar interaksi bisnis menjadi lebih efektif dan efisien," kata Ngurah.
Ia menambahkan, konsep bekerja dari rumah pada dasarnya tidak menghalangi pertemuan dan kesepakatan bisnis.
Ke depan, kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia akan diperkuat melalui rencana pembentukan kamar dagang dan investasi; tindak lanjut perundingan perjanjian perdagangan baik berupa PTA, FTA, maupun CEPA; serta kunjungan bisnis antara kedua pihak.
Berbagai inisiatif tersebut didukung oleh negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yang menurut Duta Besar Chile untuk Indonesia Gustavo Ayares tengah berupaya mencari mitra-mitra baru guna mendiversifikasi tujuan ekspornya.
"Penting (bagi Indonesia) untuk menganggap Amerika Latin adalah mitra yang dapat diandalkan, merasa kita dapat bekerja sama, merasa satu-satunya cara untuk bertahan hidup saat ini adalah dengan bekerja sama secara global" kata Ayares.