REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz meminta dunia untuk mengambil 'sikap pasti' terhadap upaya pengembangan nuklir dan program rudal balistik Iran. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan tahunan dengan dewan penasihat pemerintah.
"Kerajaan menekankan bahaya proyek regional Iran, ini mengintervensi negara lain, memelihara terorisme, mengipasi api sektarianisme, ini upaya memiliki senjata pemusnah massal," kata Raja Salman pada anggota Dewan Shura via sambungan video, Kamis (12/11).
Itu adalah penampilan publik pertama Raja Salman setelah Sidang Umum PBB bulan September lalu. Dalam pidato yang juga menggunakan sambungan video itu, ia menyerang Iran.
Selama puluhan tahun Arab Saudi yang Sunni dan Iran yang Syiah memperebutkan pengaruh di Timur Tengah. Keduanya selalu mendukung pihak yang berlawanan di setiap konflik di kawasan mulai dari Suriah hingga Yaman.
Ketegangan meningkatkan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018 lalu. Kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi ke Iran.