Ahad 15 Nov 2020 12:51 WIB

LRT Jabodebek Ditargetkan Beroperasi Mulai Juni 2022

LRT nanti akan beroperasi dengan 31 unit kereta.

Rep: Febryan. A/ Red: Joko Sadewo
Pekerja mengecek LRT saat pelaksanakan uji coba lintasan LRT Jabodebek TMII-Cibubur. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja mengecek LRT saat pelaksanakan uji coba lintasan LRT Jabodebek TMII-Cibubur. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kereta Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek akan mulai beroperasi untuk publik pada Juni 2022. Hal ini disampaikan Budi Karya usai mengikuti uji coba LRT di Lintas Pelayanan 1 (Cawang - Cibubur), Ahad (15/11).

“Rencananya Juni 2022 selesai. Harus selesai tapi tetap kita laksanakan protokol kesehatan (saat pengerjaan),” kata Budi di Stasiun LRT TMII, Jakarta Timur, usai uji coba. Menurut teman-teman KAI, lanjut dia, akan dioperasikan pada Juni 2022.

LRT nantinya bakal beroperasi di tiga lintas pelayanan. Lintas Pelayanan 1 (Cawang - Cibubur), Lintas Pelayaran 2 (Cawang - Dukuh Atas), dan Lintas Pelayaran 3 (Cawang - Bekasi Timur). Trase dari tiga lintasan itu diketahui sudah tersambung pada Rabu (11/11) lalu.

Budi melanjutkan, LRT nanti akan beroperasi dengan 31 unit kereta. Masing-masing terdiri atas enam gerbong. Kereta ringan buatan PT Industri Kereta Api (INKA) itu, nantinya akan melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam.

"Dalam satu hari LRT Jabodebek akan mengangkut 500 ribu orang. Kalau KRL kan 1,1 juta per hari," kata Budi.

Dia menjelaskan, LRT bisa mengangkut penumpang sebanyak itu, padahal hanya dari dua arah (Bogor dan Bekasi), karena cepatnya headway atau jeda kedatangan antar-kereta. Headway LRT, kata Budi, adalah tiga menit.

"Secara teknis sebenarnya bisa head way 2 menit tapi kita pakai 3 menit. Ini adalah suatu kemajuan atau lompatan," kata dia.

Saat diuji coba, kereta LRT membutuhkan waktu 15 menit ketika melintas dari Stasiun TMII, Jakarta Timur  menuju Stasiun Harjamukti, Kota Depok. Selama perjalanan, kereta berjalan mulus di lintasan. Ketika berhenti di stasiun, penumpang tak merasakan guncangan sebagaimana yang dirasakan ketika menaiki kereta rel listrik (KRL).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement