Senin 16 Nov 2020 15:34 WIB

PPIM UIN Jakarta: Paham Moderat Cenderung Diam di Medsos

Paham moderat di medsos menurut PPIM UIN Jakarta cenderung diam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
PPIM UIN Jakarta: Paham Moderat Cenderung Diam di Medsos. Foto: Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat, Tangerang Selatan.
Foto: Republika/Musiron
PPIM UIN Jakarta: Paham Moderat Cenderung Diam di Medsos. Foto: Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat, Tangerang Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paham moderat cenderung diam di media sosial, sementara paham konservatif dan islamis lebih aktif bersuara di media sosial. Hal ini diungkapkan hasil penelitian bertema 'Beragama di Dunia Maya: Media Sosial dan Pandangan Keagamaan di Indonesia' yang dilakukan Media and Religious Trend in Indonesia (Merit), Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

Koordinator Riset Merit, Iim Halimatusa’diyah mengatakan, temuan lain yang mengkonfirmasi dominasi konservatisme agama di dunia maya adalah aktor sentral dalam konstruksi narasi keagamaan di media sosial dikuasai oleh akun-akun yang cenderung berpaham islamis dan konservatif. Akun tersebut memiliki potensi viralitas tweet keagamaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang moderat.

Baca Juga

"Meskipun paham moderat memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan (paham) islamis, namun sifat partisipasinya yang cenderung diam jauh terkalahkan oleh gerakan islamis yang lebih aktif bersuara," kata Iim saat merilis hasil penelitian Beragama di Dunia Maya: Media Sosial dan Pandangan Keagamaan di Indonesia secara daring, Senin (16/11).

Ia mengatakan, hal tersebut menguatkan posisi kelompok islamis sebagai noisy minority, kelompok dengan jumlah sedikit namun gaungnya lebih besar di media sosial. Terlebih lagi, temuan lain yang berhasil diambil dari sentralitas aktor adalah tertutupnya jaringan sosial yang terbentuk antar klaster akun di Twitter.