REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan pada Oktober surplus sebesar 3,61 miliar dolar AS. Angka itu merupakan yang tertinggi sepanjang 2020.
Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudistira menilai, surplus tersebut sesuai prediksi. Hal itu melihat masih rendahnya permintaan bahan baku industri di dalam negeri.
"Impor bahan baku yang turun 5 persen dibandingkan September 2020 atau minus 415,7 juta dolar AS mencerminkan produsen masih menahan kenaikan produksi karena daya beli konsumen masih turun. Data ini sejalan dengan indeks penjualan riil BI yang terkontraksi 8,7 persen pada September," ujarnya kepada Republika, Senin (16/11).
Indeks keyakinan konsumen pun, kata dia, masih menurun dari 83,4 menjadi 79 pada Oktober. Dirinya menuturkan, selama konsumen kelas menengah dan atas tahan belanja maka industri tidak berani menambah stok pasokan bahan baku termasuk bahan baku impor.