REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei Investment & Holding Co Ltd memutuskan untuk menjual semua aset bisnis Honor ke Shenzhen Zhixin New Information Technology Co Ltd. Ini adalah perusahaan baru yang didirikan oleh konsorsium beranggotakan 30 agen dan diler merek Honor.
"Bisnis konsumen Huawei berada di bawah tekanan luar biasa akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya elemen teknis yang diperlukan untuk bisnis ponsel kami," kata Huawei dalam pernyataan resminya, dikutip Selasa (17/11).
Setelah penjualan selesai, Huawei tidak akan memiliki saham apa pun atau terlibat dalam manajemen bisnis atau aktivitas pengambilan keputusan apa pun di perusahaan Honor yang baru.
Langkah ini telah dibuat oleh rantai industri Honor untuk memastikan kelangsungan hidupnya sendiri. Lebih dari 30 agen dan diler merek Honor pertama kali mengusulkan akuisisi ini.
Sejak didirikan pada 2013, merek Honor telah berfokus pada pasar anak muda. Honor menawarkan ponsel dalam kisaran harga rendah hingga menengah. Selama tujuh tahun terakhir ini, Honor telah berkembang menjadi merek smartphone yang mengirimkan lebih dari 70 juta unit setiap tahunnya.
Huawei mengatakan sangat menghargai dedikasi, perhatian, dan dukungan berkelanjutan yang diberikan oleh konsumen, penjual, pemasok, mitra, dan karyawan Honor.
"Kami berharap perusahaan Honor yang baru ini akan memulai jalan kehormatan baru dengan pemegang saham, mitra, dan karyawannya. Kami menantikan Honor untuk terus menciptakan nilai bagi konsumen dan membangun dunia cerdas baru bagi kaum muda," jelas Huawei.
Huawei tidak menyebutkan nilai transaksi tersebut. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya yang beredar, Huawei berniat melepas Honor pada kisaran 100 miliar yuan atau sekitar Rp 213 triliun.
Honor menjual smartphone melalui situs webnya sendiri dan retail pihak ketiga di China. Honor bersaing dengan Xiaomi, Oppo, dan Vivo di pasar ponsel dengan harga rendah. Honor juga menjual ponsel di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan Eropa.