Rabu 18 Nov 2020 11:27 WIB

Jokowi Targetkan Vaksinasi di Awal 2021

Setelah vaksin tiba di Indonesia, vaksin harus mendapat izin dahulu dari BPOM.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) dan Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi Covid-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Usai kunjungan, Jokowi menyampaikan vaksinasi direncanakan mulai akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) dan Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi Covid-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Usai kunjungan, Jokowi menyampaikan vaksinasi direncanakan mulai akhir tahun ini atau awal tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan pada akhir tahun ini atau di awal 2021 nanti. Ia berharap, vaksin Covid-19 dapat tiba di Indonesia pada akhir November hingga Desember, baik dalam bentuk vaksin jadi ataupun bahan baku vaksin.

"Kita memprkirakan akan memulai vaksinasi itu di akhir tahun atau di awal tahun depan," ujar Jokowi saat konferensi pers di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (18/11).

Baca Juga

Jokowi mengatakan, setelah vaksin tiba di Indonesia, vaksinasi tidak bisa langsung dilakukan. Sebab harus melalui berbagai tahapan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan untuk vaksinasi, termasuk mendapatkan izin emergency used authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang membutuhkan waktu sekitar tiga pekan.

Tahapan-tahapan yang dilalui pun harus berdasarkan kaidah sains untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga masih harus menyiapkan distribusi vaksin ke seluruh daerah di Tanah Air. Proses distribusi ini yang memastikan vaksin tetap aman digunakan untuk masyarakat, kata Jokowi, tidaklah mudah.

Vaksin, lanjut Jokowi, tidak seperti barang-barang yang lain karena memerlukan cold chain dengan derajat tertentu. Setiap vaksin dari produsen yang berbeda memerlukan juga model distribusi yang berbeda.

"Inilah yang terus kita siapkan agar nanti daerah-daerah juga segera mendapatkan vaksin dan vaksinnya juga tidak rusak," kata dia.

Presiden pun memastikan vaksin Covid-19 yang akan dibeli harus terdaftar di WHO. Jokowi enggan menyebut merk vaksin apa saja yang akan dibeli pemerintah. Namun, ia menekankan vaksin tersebut harus memiliki tingkat keefektifan yang tinggi.

"Kita akan membeli vaksin dari perusahaan yang ada di dalam daftar WHO. Saya enggak berbicara merknya apa. Asal sudah ada di dalam daftar WHO, itu yang akan kita beli. Kemudian kedua, juga kemanfaatan dari vaksin itu harus maksimal," ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Presiden meninjau pelaksanaan simulasi vaksinasi yang digelar di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor. Ia menyampaikan, nantinya vaksinasi akan diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan, TNI dan Polri, dan juga ASN yang memberikan pelayanan publik. Selanjutnya, vaksin akan diberikan kepada seluruh masyarakat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement