Kamis 19 Nov 2020 23:47 WIB

Beda Langkah Trump dan Obama Berinteraksi dengan Dunia Islam

Peneliti menilai beda jauh antara Trump dan Obama terhadap dunia Islam

Red: Nashih Nashrullah
Peneliti menilai beda jauh antara Trump dan Obama terhadap dunia Islam. Ilustrasi Presiden Amerika Serikat Donald Tump
Foto:

Berbeda dengan Obama, Donald Trump seakan telah menjadi luka bagi dunia Islam. Hal tersebut sudah terlihat sejak ia mulai melakukan kampanyenya. Salah satu visi misi kampanye Trump yang kontroversial adalah rencana ingin menghentikan laju imigran, terutama pengungsi konflik Timur Tengah untuk masuk ke Amerika.

Sebagai wujud komitmen terhadap janjinya, berselang beberapa hari setelah dilantik (20 Januari 2017) Trump menandatangani dokumen pelarangan terhadap imigran masuk ke negeri Paman Sam, termasuk dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kebijakan ini pun menuai protes dari internal Amerika sendiri juga komunitas internasioal.

Selanjutnya, dalam merespons konflik bersenjata yang terjadi di Timur Tengah khususnya di Suriah, Trump merencanakan sebuah grand strategi untuk meluluh-lantahkan kelompok-kelompok bersenjata di Timur Tengah seperti ISIS. Strategi ini tentunya sangat berisiko.

photo
Mantan Presiden Barack Obama. - (AP/Matt Slocum)

Hadirnya tentara Amerika secara besar-besaran di wilayah konflik Timur Tengah, akan memperluas perlawanan kelompok militan sehingga konflik tidak kunjung selesai seperti pengalaman Afghanistan.

Lagi-lagi, Trump menjadi momok bagi komunitas Muslim internasional dengan memperlihatkan keberpihakannya secara penuh terhadap Israel. Dengan lantang, Trump menyampaikan niatnya untuk memindahkan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem. Kalau rencana ini direalisasikan, akan terjadi pertumpahan darah yang lebih dahsyat di wilayah konflik Israel-Palestina.

Diperkirakan, konflik akan kembali melibatkan seluruh negara Arab karena Jerusalem (al-Quds) bukanlah sekadar kota, melainkan simbol sakralitas agama-agama samawi, termasuk Islam. Rencana untuk mendamaikan Palestina dan Israel dengan konsep dua negara pun juga dipastikan akan gagal total.

*Naskah bagian artikel dari Mulawarman Hannase yang tayang di Harian Republika 2017

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement