REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Samoa telah mengumumkan kasus virus corona pertama karena pandemi terus menyebar ke negara-negara pulau Pasifik yang sebelumnya tidak tersentuh. Seorang pelaut positif Covid-19 setelah kembali dari Eropa melalui Selandia Baru.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai Rabu sore negara pulau terpencil yang berpenduduk sekitar 200 ribu orang itu tidak mencatatkan kasus Covid-19. Pelaut itu telah terbang ke Samoa dari Auckland Jumat lalu. Perdana Menteri Samoa Tuilaepa Sailele Malielegaoi mengatakan sang pelaut dinyatakan positif terkena virus pada Rabu malam setelah beberapa hari di tempat karantina.
"Kami sekarang memiliki satu kasus dan akan ditambahkan ke negara-negara di dunia yang terjangkit virus corona," kata Malielegaoi dalam pidatonya dilansir Aljazirah, Jumat (20/11).
Namun dalam sebuah pernyataan di Facebook pada Kamis malam, pemerintah negara itu mencatat tes kedua menunjukkan hasil negatif. Pria tersebut sedang diisolasi di rumah sakit setempat.
Perdana menteri menyerukan ketenangan dalam pidatonya ketika kabinet negara mengadakan pertemuan dengan perkembangan kesehatan terbaru. Baru-baru ini, Kepulauan Pasifik yang terpencil termasuk di antara yang paling berhasil di dunia dalam mencegah virus corona.
Mereka telah menutup perbatasan lebih awal sebagai tanggapan atas ancaman tersebut. Walaupun, perekonomian mereka mengandalkan pada sektor pariwisata.
Namun dalam dua bulan terakhir Vanuatu, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, dan sekarang Samoa telah kehilangan status bebas virus. Meskipun sejauh ini tidak ada yang melaporkan ada penularan dari komunitas.
Negara pulau dan teritori Kiribati, Mikronesia, Nauru, Palau, Tonga, dan Tuvalu diyakini masih bebas dari virus tersebut. Pendekatan kehati-hatian yang dilakukan di kepulauan Pasifik didorong oleh kekhawatiran bahwa mereka sangat rentan karena infrastruktur rumah sakit buruk dan tingginya tingkat penyakit seperti obesitas dan penyakit jantung.
Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh wabah virus di lingkungan yang rapuh seperti itu ditunjukkan selama epidemi campak di Samoa akhir tahun lalu. Epidemi tersebut telah merenggut 83 nyawa yang mayoritas dari mereka adalah bayi dan balita.