Jumat 20 Nov 2020 12:02 WIB

Menelisik Wabah Pes Pertama di Hindia Belanda

Pemerintah kolonial Belanda sempat menyangkal keberadaan penyakit pes.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Perbatasan Malang dijaga militer kolonial saat mewabahnya pes pada 1910-1911.
Foto:

Kemudian, pada 1913 korban melonjak menjadi 11.384 orang. Jumlah meningkat karena dalam rentang waktu 1912 sampai 1913 di Malang dilakukan karantina pertama di Hindia Belanda.

Namun, penerapan karantina tidak berlangsung lama. Pada 1914, peraturan karantina dicabut karena permintaan dari para pengusaha perkebunan. Adanya pencabutan karantina, pes menyebar masif dengan korban melonjak menjadi 15.751.

Untuk mengatasi wabah, Pemerintah Hindiaa Belanda membentuk kota Malang pada 1914 sekaligus membentuk dinas pemberantas pes. Atas koordinasi dua lembaga ini, jumlah korban pes bisa ditekan. Pada 1915 korban menurun drastis menjadi 1.638 dan pada 1916 menurun menjadi 595 lalu dianggap selesai.

“Selama wabah berlangsung, warga pribumi juga sempat beralih ke hal bersifat magis dengan menggambar buto di dinding rumah karena dianggap dapat mengusir jin jahat atau pagebluk. Tapi cara ini nggak berhasil karena ini kan ini penyakit dari hewan yang menular ke manusia,” ujar dia.

Salah satu cara penanggulangan kala itu adalah memberlakukan surat jalan atau surat izin berpergian. Ini merupakan upaya membatasi pergerakan dari dan ke Kota Malang. Selain itu, turunnya sejumlah dokter pribumi juga dapat menangani wabah ini.

“Waktu itu dokter Eropa paling banyak. Tapi mereka takut karena mengingat black death atau wabah hitam yang terjadi di Eropa. Mereka menyuruh dokter-dokter bumiputera untuk bergerak. Bahkan sampai mahasiswa tingkat akhir Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (STOVIA) turun tangan,” ujar dia.

 

Para mahasiswa tingkat akhir dianggap lulus tanpa perlu menyelesaikan tugas akhir apabila mereka bersedia membantu dan menyelesaikan masa dinasnya di Kota Malang. Ada juga yang berjasa, yaitu Tjipto Mangoenkoesoemo yang mendapat gelar penghormatan Oranje Nassau yang sekarang merupakan salah satu Bintang Mahaputera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement