Ahad 22 Nov 2020 05:38 WIB

Vaksin Sputnik V Tiba di Hongaria

Vaksin Sputnik V untuk di pertama kalinya tiba di Eropa tepatnya Hongaria

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
Vaksin Sputnik V untuk di pertama kalinya tiba di Eropa tepatnya Hongaria. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Vaksin Sputnik V untuk di pertama kalinya tiba di Eropa tepatnya Hongaria. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST — Vaksin Covid-19 dari Rusia, Sputnik V, untuk di pertama kalinya tiba di Eropa tepatnya Hongaria. Rencananya, Hongaria akan melakukan uji coba dan kemungkinan memproduksi vaksin dari Negeri Beruang Merah itu.

"Kami dapat memulai studi komprehensif ini segera setelah kami menerima dokumentasi lengkap vaksin dari pabrikan Rusia." ujar Peter Szijjarto, Menteri Luar Negeri Hongaria mengutip newseu, Ahad (22/11).

Baca Juga

Dia menambahkan saat ini sampel telah dipindahkan ke laboratorium resmi negaranya. Dalam pelaksanaanya para ahli di Hungaria akan memeriksa vaksin tersebut lebih jauh sehingga bisa menghasilkan keputusan dan kemungkinan penggunaan vaksin serta perizinannya.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban. Dia mengatakan pemerintah telah menunjukkan minat pada 12 juta dosis vaksin virus corona selain Sputnik. Namun dirinya menegaskan bahwa vaksinasi tidak akan diwajibkan.

Ketika ditanya kontroversi mengenai vaksin dan konflik di Eropa, Timur versus Barat, dia menyangkalnya. Menurutnya, semua vaksin yang akan tersedia di Hongaria akan diputuskan oleh warga mengenai mana yang harus dipercaya.

Permasalahan itu memang mencuat di Hongaria ketika hendak melakukan uji coba dan kemungkinan produksi vaksin Rusia. Rencana itu juga menambah gesekan dengan Brussel, setelah negara itu memblokir anggaran Uni Eropa (UE) dan rencana dana pemulihan bersama Polandia. Di bawah aturan UE, Sputnik harus diberi izin oleh European Medicines Agency sebelum dapat dipasarkan di negara bagian mana pun di blok 27 negara.

Vaksin Sputnik di Eropa dan dunia memang masih menuai kontroversi. Pasalnya, belum banyak informasi yang diketahui mengenainya. Terlebih ketika pekan lalu pengembang Sputnik melaporkan vaksin tersebut efektif hingga 92 persen. Masalahnya, klaim itu hanya didasarkan pada 20 kasus aktif Covid-19 di antara peserta uji coba lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement