REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan dari awal sudah mengingatkan ke pemerintah untuk kuatkan 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Sampai saat ini hal tersebut belum optimal. Sehingga kasus Covid-19 semakin naik setiap harinya.
"Ini tidak mengagetkan ya. Saya sudah ingatkan kalau kasus harian Indonesia itu mencapai 10 ribu. Itu estimasi terendah. Estimasi berdasarkan pemodelan epidemiologi. Yang artinya angka temuan sekarang yang 5 ribuan itu juga baru setengah estimasi pemodelan. PR nya banyak sekali ya. Masih banyak orang yang tidak terdeteksi," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/11).
Kemudian, ia melanjutkan pemerintah belum bisa mengendalikan mobilisasi masyarakat seperti demo, pilkada apalagi rencana akan ada pembukaan sekolah pada 2021. Kalau pola ini yang diterapkan pemerintah, tidak heran rumah sakit akan penuh lagi.
Strategi yang diterapkan pemerintah belum berhasil. Kurva akan naik terus dan banyak kematian akibat terkena virus Covid-19. Menurutnya, kondisi mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia buruk. Nantinya, akan semakin banyak yang tertular dan terinfeksi.
"Bisa lebih buruk lagi apalagi kalau kami gagal dalam optimalkan 3M dan 3T. Maka dari itu, pemerintah harus perkuat 3T dan masyarakat memperkuat 3M nya. Ini harus secara konsisten. Di seluruh daerah harus kaya gini harus dipantau," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan, terjadi kenaikan jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini. Selain disebabkan masa libur panjang, kenaikan kasus juga disebabkan pelanggaran protokol kesehatan, seperti kerumunan massa, terutama di daerah Bandara Soekarno-Hatta, Petamburan, Slipi, Tebet Timur, serta Megamendung, Kabupaten Bogor.
Seluruh daerah tersebut diketahui merupakan kegiatan kerumunan dari acara Imam Besar FPI Rizieq Shihab. “Sejumlah kasus yang ikut menambah terjadinya kasus selama libur panjang adalah kegiatan-kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir,” ucap Doni saat konferensi pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11).
Satgas meminta, seluruh masyarakat yang ikut dalam kegiatan kerumunan besar tersebut secara sukarela melakukan tes swab yang telah disiapkan pemerintah daerah. Ia menjamin, pemeriksaan diberikan secara gratis kepada masyarakat. “Hal ini sangat penting agar bisa sesegera mungkin diketahui apakah mereka yang ikut kerumunan terpapar atau tidak,” tambah Doni.
]