REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (26/11), berpeluang terkoreksi usai penguatan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. IHSG dibuka melemah 9,58 poin atau 0,17 persen ke posisi 5.669,66.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,5 poin atau 0,28 persen ke posisi 900,96.
"IHSG berpotensi melemah pada perdagangan hari ini seiring dengan minimnya sentimen dan kenaikan yang signifikan dari IHSG selama beberapa minggu terakhir," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis (26/11).
Dari eksternal, klaim pengangguran AS naik dua pekan berturut-turut, yang pertama sejak Juli 2020. Sedangkan pesanan barang tahan lama juga naik dan defisit perdagangan melebar.
Sementara itu, risalah dari pertemuan terakhir bank sentral AS The Federal Reserve tidak banyak mengubah pandangan. Bank sentral membahas pemberian lebih banyak panduan mengenai strategi pembelian obligasi selama pertemuan kebijakan 4-5 November lalu.
Pelaku pasar juga tengah menimbang efek pandemi pada ekonomi karena kasus COVID-19 terus meningkat dan lebih banyak wilayah memperketat pembatasan.
"Hal tersebut lah yang memudarkan berita positif soal vaksin dan permulaan formal transisi presiden terpilih Joe Biden," ujar Lanjar.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 129,17 poin atau 0,49 persen ke 26.426,03, indeks Hang Seng turun 19,35 poin atau 0,07 persen ke 26.650,4, dan indeks Straits Times terkoreksi 20,55 atau 0,72 persen ke 2.849.