REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia mengumumkan paket anggaran senilai 18 juta dolar Australia atau Rp 187 miliar untuk melindungi koala di sana. Koala menjadi satwa khas Australia yang menarik minat wisatawan berkunjung ke sana.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley meluncurkan strategi baru perlindungan koala. Ia menekankan, audit nasional mendapati populasi koala akan menjadi komponen kunci untuk melindungi spesies endemik Australia tersebut.
"Paket perlindungan koala akan mencakup pendanaan penelitian kesehatan dan dukungan medis, serta pemulihan situs habitat utama melalui tindakan lapangan. Seperti penanaman kembali, pengendalian gulma, pemagaran, penggembalaan terkelola," kata Ley dilansir dari kantor berita Bernama pada Sabtu (28/11).
Ley mengatakan, audit koala akan membantu mengefektifkan pengumpulan dana pemerintah pusat, negara bagian, dan swasta. Selama ini masing-masing pihak berjalan sendiri dalam melindungi koala.
"Para ilmuwan memberi tahu ada kekurangan serius terkait data dimana populasi sebenarnya koala berada, bagaimana keadaan mereka, dan cara terbaik untuk membantu mereka pulih setelah kebakaran hutan," lanjut Ley.
Nantinya, semua pemerintah negara bagian wajib melaporkan populasi koala dan strategi konservasi setiap tahun. Di bawah langkah baru ini, anggaran sebesar 2 juta dolar Australia akan diinvestasikan dalam penelitian kesehatan koala dan dukungan veteriner. Tujuannya mengatasi chlamydia dan penyakit lain yang merupakan penyebab kematian koala.
Adapun 14 juta dolar AS yang tersisa akan membantu memulihkan habitat koala yang terkena dampak kebakaran hutan dan non-kebakaran hutan. Lalu sisa dana ditargetkan untuk habitat koala di utara New South Wales dan selatan Queensland.