REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hissein Ibrahim Taha terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (Sekjen OKI) menggantikan Yousef Ahmed Al-Othaimeen yang masa jabatannya akan segera berakhir. Taha berhasil memenangkan suara dalam pertemuan ke-47 Dewan Menteri Luar Negeri OKI yang berlangsung di Niamey, Niger.
Dua pesaingnya dari Benin dan Nigeria memutuskan mendukungnya. Selain itu, Al-Othaimeen juga menarik sendiri pencalonan dirinya.
Dilansir di Anadolu Agency, OKI didirikan pada 1969. OKI merupakan organisasi antar pemerintah terbesar kedua di dunia setelah PBB, dengan jumlah anggota sebanyak 57 negara yang tersebar di empat benua.
Adapun Taha adalah seorang diplomat dan politikus yang lahir di Kota Abeche, Chad pada 1951. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Chad, Taha memulai kuliahnya di Institut Nasional Bahasa dan Peradaban Oriental (INALCO) di Paris pada 1972.
Lalu, pada 1979, ia memulai kariernya di Kementerian Luar Negeri Chad dan menjadi Kepala Direktorat Ekonomi dan Hubungan Internasional. Kemudian, 11 tahun setelahnya, tepatnya pada 1990, Taha diangkat sebagai Wakil Sekretaris Kedutaan Besar Chad di Arab Saudi.
Tidak sampai disitu, kariernya terus melesat. Taha yang diangkat sebagai Duta Besar Chad untuk Taiwan pada 2001. Kemudian, ia melanjutkan karier diplomatiknya hingga 2017 sebagai Duta Besar untuk Prancis, Spanyol, Portugal, Yunani, dan Vatikan. Pada 2017, ia pun menjadi Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
Dua tahun berselang, Taha pun diangkat sebagai Penasihat Presiden dan Wakil Sekretaris Jenderal, tepatnya tahun 2019. Ia selanjutnya dinominasikan menjadi Sekretaris Jenderal OKI oleh Pemerintah Chad pada November 2020.
Sumber: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/hussein-ibrahim-taha-to-head-muslim-bloc-oic/2059182