REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan udara terjadi di perbatasan Irak - Suriah antara Sabtu dan Ahad (29/11) lalu. Pejabat keamanan Iran dan milisi lokal melaporkan serangan tersebut menargetkan seorang komandan Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Menurut keterangan pejabat keamanan, komandan terbunuh bersama tiga orang lain yang bepergian dengan kendaraan bersamanya. Namun identitas komandan tersebut belum bisa dipastikan. "Kendaraan itu membawa senjata melintasi perbatasan Irak dan dihantam setelah memasuki wilayah Suriah," ujar dua pejabat keamanan Irak tanpa menyebutkan nama secara terpisah, dikutip laman Al Arabiya, Selasa (1/12).
Pejabat mengatakan, kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran kemudian membantu mengambil jenazah para korban. Namun mereka tidak merinci ataupun memberikan waktu pasti kejadian tersebut.
Sumber militer dan milisi setempat mengonfirmasi insiden itu. Meski, Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa seorang komandan Iran terbunuh.
Insiden ini terjadi setelah beberapa hari ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran. Iran menuduh dalam di balik pembunuhan itu adalah Israel.
Sementara, pada pekan lalu Israel melancarkan serangan udara terhadap berbagai sasaran Suriah dan Iran di Suriah. Hal ini menandakan bahwa mereka akan mengejar kebijakannya untuk menyerang sasaran Iran di kawasan itu ketika Presiden AS Donald Trump bersiap untuk meninggalkan Gedung Putih.
Para pejabat Irak khawatir akan terjadi perang yang memanas jelang Presiden terpilih Joe Biden menjabat. Sebab ia dipandang kurang konfrontatif dengan Iran daripada pemerintahan Trump.
Milisi Irak yang didukung Iran masih belum pulih dari pembunuhan dalang militer Iran Qassem Soleimani oleh AS pada Januari dan pemimpin Irak mereka Abu Mahdi al-Muhandis. Iran telah bersumpah akan membalas dendam terhadap AS.