REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Uni Eropa (UE) tetap berniat untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran, kata kepala kebijakan luar negeri blok itu pada Selasa. Berbicara dalam acara Dinas Luar Negeri Eropa (EEAS), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 27 November adalah "tindakan kriminal".
"Ini bukan cara Anda memecahkan masalah," tutur Borrell, sambil menggarisbawahi bahwa UE telah bekerja sepanjang tahun untuk menjaga agar kesepakatan nuklir Iran tetap berlaku "terlepas dari penarikan diri Amerika".
Fakhrizadeh, yang memimpin penelitian dan pengembangan nuklir di Kementerian Pertahanan Iran, tewas dalam pembunuhan berencana di dekat Teheran pada Jumat lalu. Presiden Iran pada Sabtu bersama pejabat tinggi lainnya menuduh Israel telah membunuh ilmuwan nuklir paling berpengaruh di negara itu.
Insiden itu dapat memercikkan api ketegangan di wilayah tersebut. "Orang-orang Eropa tetap bersatu untuk menjaga kesepakatan ini agar tetap berjalan," tambah Borrell.
Borrell mengatakan Uni Eropa berharap untuk membawa AS dan Iran kembali ke dalam kesepakatan dan mengharapkan Teheran untuk kembali mematuhi tanggung jawab nuklirnya sepenuhnya. "Kami akan melakukan apa pun yang bisa kami untuk membuat kesepakatan ini menjadi penyedia keamanan untuk seluruh wilayah," lanjut dia.
Kesepakatan nuklir itu ditandatangani pada 2015 oleh Iran, AS, China, Rusia, Prancis, Inggris, Jerman, dan UE. Washington secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018.
Menyusul gelombang konfrontasi dramatis antara Iran dan AS awal tahun ini, Iran juga mengumumkan akan berhenti mematuhi kesepakatan tersebut.