Rabu 02 Dec 2020 15:26 WIB

Senator: Penjualan Senjata AS ke UEA tak Bisa Disetop

Penjualan senjata ini adalah bagian dari kesepakatan normalisasi UEA dan Israel.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 (Kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan selama upacara penandatanganan Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2020.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
(Kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan selama upacara penandatanganan Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Politikus senior Partai Republik memperkirakan bahwa Kongres Amerika serikat (AS) tidak akan memblokir penjualan jet tempur F-35 canggih dan drone Reaper ke Uni Emirat Arab (UEA). Menurutnya, akan ada pemungutan suara di Kongres soal penjualan senjata.

Senator Roy Blunt, yang mengetuai Komite Kebijakan Senat Republik, mengatakan kepada wartawan di Capitol AS akan ada suara di Kongres tentang penjualan senjata senilai 23 miliar dolar AS ke UEA. "Perolehan suara akan keluar. Itu (penjualan senjata) tidak akan berhasil dihentikan oleh Kongres, saya tidak percaya. Tapi ini adalah debat yang harus kita pikirkan," ujar Blunt setelah pertemuan pekanan Senat Partai Republik, Selasa (1/12) waktu setempat, dilansir laman Aljazirah.

"Pandangan pribadi saya adalah, akan menjadi kesalahan besar jika tidak melanjutkan penjualan senjata itu," kata Blunt seraya menguraikan argumen Partai Republik yang mendukung transfer senjata tersebut.

Pada 19 November lalu, sekelompok senator bipartisan memperkenalkan empat resolusi yang dimaksudkan untuk menghentikan penjualan jet tempur berteknologi tinggi, drone, dan rudal udara-ke-udara yang direncanakan oleh pemerintahan Trump ke UEA. Senator Bob Menendez dan Chris Murphy, keduanya dari Partai Demokrat, bergabung dengan Rand Paul dari Partai Republik untuk mensponsori empat tindakan terpisah yang memblokir penjualan di bawah Undang-Undang Pengendalian Senjata AS.

"Penjualan yang diusulkan adalah suntikan besar-besaran senjata ke negara di wilayah yang bergejolak dengan banyak konflik yang sedang berlangsung yang benar-benar tidak bertanggung jawab," kata Senator Menendez dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Penjualan senjata tersebut disetujui oleh pemerintahan Trump dengan UEA dalam kesepakatan tambahan dalam "Abraham Accords". Kesepakatan itu dicapai pada September sekaligus menormalkan hubungan resmi antara Israel, UEA dan negara bagian Teluk Arab di Bahrain.

Pemimpin Israel Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan bahwa Israel tidak akan menentang penjualan senjata tersebut mengingat jaminan keuntungan militernya akan dipertahankan. "Israel mendukung. Saya pikir mungkin satu-satunya hal yang telah disepakati Netanyahu dan Gantz sejak mereka membentuk pemerintahan koalisi, bahwa penjualan ini harus dilanjutkan," kata Blunt.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement