REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ibu hamil dengan Covid-19 meninggal saat melahirkan, setelah dilaporkan ditolak tiga rumah sakit. Donus Kilinc (32 tahun) hamil sembilan bulan, ketika terinfeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) di Istanbul, Turki.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru itu meninggal dunia pada 3 November 2020, setelah melahirkan. Awalnya, Kilinc meminta suaminya, Ramazan, untuk membawanya ke rumah sakit, karena kesakitan menjelang persalinan.
Ramazan membawa istrinya ke Rumah Sakit Pendik Medipol, tempat Kilinc memeriksakan diri selama kehamilan. Hanya saja, fasilitas kesebatan tersebut tidak menerima pasien dengan Covid-19.
"Ketika saya mengatakan bahwa istri saya positif Covid-19, mereka bahkan tidak mengizinkan kami masuk. Jadi, saya menelepon direktur rumah sakit,” kata Ramazan dilansir The Sun, Kamis (3/12).
Ramazan mengatakan, direktur rumah sakit menjelaskan bahwa mereka tidak menerima pasien dengan Covid-19, kerena bukan rumah sakit rujukan. Bahkan, ketika dia memohon, direktur rumah sakit tetap menyarankannya untuk kembali setelah hasil tes negatif.
Ramazan kemudian membawa Kilinc ke dua rumah sakit lainnya, tetapi istrinya tetap ditolak dengan alasan ingin melindungi pasien lain dari virus corona. Pasangan itu sangat putus asa setelah mendapat informasi bahwa rumah sakit rujukan kelebihan kuota pasien.
Akhirnya, Ramazan menemukan rumah sakit swasta yang bersedia merawat Kilinc. Dia mengatakan, operasi mendadak berhasil mengantarkan bayinya lahir, tetapi tidak mampu menyelamatkan nyawa Kilinc.
"Mereka berkata bahwa kami akan kehilangan bayinya juga jika menunggu lebih lama lagi,” ujar Ramazan.
Masih dalam suasana berkabung, Ramazan memulai tindakan hukum terhadap rumah sakit yang menolak istrinya. “Kami kehilangan seorang perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk anak-anak dan pendidikan selama bertahun-tahun. Keadaan ini kehilangan seorang guru, seorang ibu dari anaknya, mereka mengecewakan kami,” tulis Ramazan dalam gugatannya.
Rumah Sakit Pendik Medipol berkomentar bahwa klaim Ramazan tidak benar, fitnah, dan menyesatkan publik. Turki mencatat 31.923 kasus virus corona baru pada Rabu (2/12), sehingga menjadikan total data orang terinfeksi menjadi 700.880 dan 14.129 kematian di negara itu.