REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Afrika Selatan mendesak siswa sekolah yang menghadiri serangkaian pesta "Rage" akhir tahun untuk mengikuti 10 hari karantina pada Ahad (7/12). Kasus tersebut menjadi pusat penyebaran terbaru Covid-19 di negara itu.
"Kami mengonfirmasi bahwa sekarang telah mengidentifikasi sejumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 yang timbul dari peristiwa penyebar super ini," kata Menteri Kesehatan Zweli Mkhize dalam sebuah pernyataan.
Afrika Selatan mengalami peningkatan kasus baru di Western Cape dan Eastern Cape. Presiden Cyril Ramaphosa pada Kamis (3/12) mengumumkan pembatasan baru di Eastern Cape tetapi menghentikan tindakan keras yang lebih luas.
"Kami sekarang mendesak semua peserta Rage untuk segera menjalani karantina 10 hari ... Kami juga mendesak peserta Rage untuk menguji Covid-19," ujar Mkhize.
Diselenggarakan setiap tahun, pesta populer dengan ribuan lulusan sekolah bisa berlangsung beberapa hari. Penyelenggara pesta Rage tidak segera menanggapi atas desakan pemerintah untuk melacak dan melakukan pengujian.
Dalam laporan media menjelang acara tersebut, penyelenggara mengatakan, mereka bekerja untuk memastikan keamanan. Penyelenggara memastikan jumlah orang yang diharapkan hadir lebih sedikit dari biasanya.
Afrika Selatan telah mencatat lebih dari 800 ribu infeksi virus korona dan lebih dari 21 ribu kematian terkait Covid-19. Negara ini menjadi penyumbang kasus terbanyak di Afrika.