Senin 07 Dec 2020 18:24 WIB

Pakar: Lebih Baik Bayar Denda daripada Anak Tetap Sekolah

Pakar kesehatan Inggris menyebut mengeluarkan anak dari sekolah bisa amankan Natal.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Murid sekolah di Inggris. Mengeluarkan anak dari sekolah jauh hari sebelum Natal bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 ke anggota keluarga yang lebih tua.
Foto: EPA
Murid sekolah di Inggris. Mengeluarkan anak dari sekolah jauh hari sebelum Natal bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 ke anggota keluarga yang lebih tua.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Orang tua dari anak-anak sekolah menengah diminta mempertimbangkan untuk mengeluarkan anak-anak yang lebih tua dari kelas sebelum akhir semester. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 di lingkungan keluarga saat perayaan Natal.

Anggota Independent Scientific Pandemic Insights Group on Behaviours, Profesor Robert West, mengatakan, langkah tersebut akan menurunkan risiko penularan Covid-19 ke anggota keluarga yang lebih tua saat Natal. West yang juga bertindak sebagai penasihat Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menyebut, lebih baik membayar denda Rp 1,1 juta daripada membiarkan anak terus berada di sekolah menjelang Natal.

Baca Juga

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah mengumumkan rencana yang mengizinkan masyarakat berkumpul maksimal tiga keluarga yang tak tinggal satu rumah antara tanggal 23 dan 27 Desember. Kabar itu muncul  setelah angka Kantor Statistik Nasional (ONS) terbaru menunjukkan peningkatan kasus Covid-19 di antara siswa sekolah menengah.

"Saya mengizinkan orang tua untuk membawa anak-anak mereka keluar dari sekolah sebelum akhir semester resmi,” kata Johnson, dilansir laman The Sun UK, Sabtu (5/12).

Johnson mengaku, itu bukan solusi yang praktis untuk semua orang dan pemerintah tidak boleh mewajibkannya. Akan tetapi, ia meyakini kebijakan tersebut mungkin berguna untuk sejumlah orang.

photo
Inggris restui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech. - (Republika)
 
Menurut Johnson, dengan mengeluarkan anak lebih cepat dari sekolah, mereka bisa menjalani isolasi mandiri sebelum bertemu keluarga besar. Dengan begitu, anak-anak lebih rendah risikonya tertular Covid-19 dan menularkannya kepada anggota keluarga yang rentan.

Dokumen SAGE pekan lalu mengungkapkan kekhawatiran kasus Covid-19 baru sebagai akibat langsung dari menjelang Natal. Mereka mendorong orang untuk mengisolasi sebanyak mungkin sebelum dan sesudah bertemu teman dan keluarga.

Departemen Pendidikan Inggris berkeras bahwa mereka tidak akan mempersingkat waktu atau memperpanjang masa liburan untuk Natal. Mereka menyebut, anak-anak telah tertinggal beberapa materi pelajaran.

Orang tua yang memilih untuk mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah akan menghadapi denda 60 pound sterling, sekitar Rp 1,1 juta. Sekolah dibuka kembali pada September lalu setelah enam bulan tutup karena pandemi. Tetapi jutaan anak harus mengisolasi diri ketika teman sekelas atau guru mereka terinfeksi virus.

Sementara itu mahasiswa di universitas mulai kembali ke rumah mereka untuk liburan mulai pekan ini dan seterusnya. Mereka dapat memilih untuk menjalani tes sebelum pulang sehingga mereka yakin tidak akan menularkan kepada keluarganya.

Anak-anak sekolah menengah lebih berisiko tertular dan menularkan virus daripada teman-teman mereka yang lebih muda. Berita itu muncul beberapa hari setelah The Sun mengungkapkan anak-anak tidak akan terlalu ketat dinilai dalam ujian tahun depan akibat gangguan pandemi.

Sementara ujian masih akan dilanjutkan tahun depan, sekolah akan membuatnya lebih mudah dengan mempersempit daftar topik yang mungkin muncul. Sekolah juga kemungkinan akan mengizinkan siswa membawa bahan tambahan saat ujian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement