REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menyatakan pemanfaatan vaksin buatan Sinovac asal China masih menunggu hasil uji klinis tahap 3. Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China masih berlangsung di Bandung, Jawa Barat.
"Yang mungkin perlu diperkuat dengan hasil uji klinis vaksin Sinovac di negara lain, seperti Brasil atau Turki, sebelum EUA (otoritas penggunaan darurat) dapat dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," kata Wien saat dihubungi di Jakarta, Senin (7/12).
Wien mengatakan, hasil uji klinis tahap 3 vaksin tersebut akan menunjukkan bagaimana efikasi atau kemanjuran dan keamanan vaksin. Inilah yang akan menjadi dasar penetapan bisa tidaknya vaksin digunakan.
Setelah uji klinis fase 3 itu selesai, data hasil uji klinis akan dilaporkan ke BPOM dan akan dianalisis. Jika sudah memenuhi syarat terkait efikasi, keamanan dan kualitas, dan BPOM memberikan izin penggunaan darurat atau "emergency use authorization" (EUA) sehingga vaksin Sinovac bisa digunakan untuk masyarakat.
"BPOM pasti punya tim ahli baik internal maupun eksternal untuk menganalisis datanya," ujarnya.
Wien menuturkan vaksin dari Sinovac yang sudah dibeli dan sudah sampai di Indonesia adalah suatu risiko yang harus diambil terkait program vaksinasi terhadap Covid-19. Hal itu dilakukan demi mendukung ketersediaan vaksin saat program vaksinasi akan dimulai.