Senin 07 Dec 2020 21:33 WIB

LIPI: Pemanfaatan Vaksin Sinovac Tunggu Uji Klinis Tahap 3

Hasil uji klinis tahap 3 akan menunjukkan kemanjuran dan keamanan vaksin Sinovac.

Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Foto: MUKHLIS JR/ANTARA
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menyatakan pemanfaatan vaksin buatan Sinovac asal China masih menunggu hasil uji klinis tahap 3. Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China masih berlangsung di Bandung, Jawa Barat. 

"Yang mungkin perlu diperkuat dengan hasil uji klinis vaksin Sinovac di negara lain, seperti Brasil atau Turki, sebelum EUA (otoritas penggunaan darurat) dapat dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," kata Wien saat dihubungi di Jakarta, Senin (7/12).

Baca Juga

Wien mengatakan, hasil uji klinis tahap 3 vaksin tersebut akan menunjukkan bagaimana efikasi atau kemanjuran dan keamanan vaksin. Inilah yang akan menjadi dasar penetapan bisa tidaknya vaksin digunakan.

Setelah uji klinis fase 3 itu selesai, data hasil uji klinis akan dilaporkan ke BPOM dan akan dianalisis. Jika sudah memenuhi syarat terkait efikasi, keamanan dan kualitas, dan BPOM memberikan izin penggunaan darurat atau "emergency use authorization" (EUA) sehingga vaksin Sinovac bisa digunakan untuk masyarakat.

"BPOM pasti punya tim ahli baik internal maupun eksternal untuk menganalisis datanya," ujarnya.

Wien menuturkan vaksin dari Sinovac yang sudah dibeli dan sudah sampai di Indonesia adalah suatu risiko yang harus diambil terkait program vaksinasi terhadap Covid-19. Hal itu dilakukan demi mendukung ketersediaan vaksin saat program vaksinasi akan dimulai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement