REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank syariah BUMN hasil merger direncanakan akan membuka cabang hingga ke luar negeri. Keberadaan kantor cabang di luar negeri ini diharapkan bisa mempermudah perusahaan untuk mengakses pasar sukuk global.
"Secara internasional kita ingin punya lisensi di luar negeri. Kami sedang mempertimbangkan mungkin di Dubai," kata Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (9/12).
Kartika mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengakses investor di pasar sukuk global. Kartika mengakui Indonesia terbilang terlambat masuk ke pasar sukuk global karena dulunya memang tidak mempunyai akses.
Menurut Kartika, beberapa negara Muslim seperti Dubai dan Malaysia bahkan telah sejak lama mengakses pasar sukuk global. Kartika berharap, bank syariah BUMN ini nantinya bisa turut mendanai pembangunan proyek-proyek infrastruktur dengan skema sukuk.
"Perusahaan Indonesia yang ingin mendapatkan pendanaan internsional dengan skema syariah bisa menggunakan distribusi ini," tutur Kartika.
Sementara itu, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan penggabungan tiga bank syariah milik BUMN diharapkan bisa menembus kancah global. Dengan modal lebih besar, bank syariah hasil merger diharapkan juga menangani proyek-proyek besar.
"Kita berharap dengan adanya merger bank ini kita akan ada lembaga keuangan besar yang melayani ticket size besar, intinya itu (tujuan penggabungan)," kata Kiai Ma'ruf, Kamis (3/12).