Kamis 10 Dec 2020 20:49 WIB

Sebagian Pengungsi Gunung Merapi di Magelang Pulang ke Rumah

Pengungsi Gunung Merapi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah.

Red: Nur Aini
Sejumlah relawan mengajar anak-anak saat sekolah darurat pengungsi Merapi di tempat pengungsian Balai desa Deyangan, Mertoyudan, Magelang, Jateng, Senin(16/11/2020). Kegiatan belajar yang dilaksanakan di tempat pengungsian agar anak-anak pengungsi tidak ketinggalan pelajaran sekaligus sebagai sarana menghilangkan kejenuhan.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah relawan mengajar anak-anak saat sekolah darurat pengungsi Merapi di tempat pengungsian Balai desa Deyangan, Mertoyudan, Magelang, Jateng, Senin(16/11/2020). Kegiatan belajar yang dilaksanakan di tempat pengungsian agar anak-anak pengungsi tidak ketinggalan pelajaran sekaligus sebagai sarana menghilangkan kejenuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sebagian warga dari kawasan Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam beberapa pekan terakhir kembali ke rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis (10/12), mengatakan para pengungsi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah.

Baca Juga

"Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi dan sejak 26 November 2020, pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun memutuskan kembali ke rumah," katanya.

Kemudian pada 30 November 2020, seluruh pengungsi dari Desa Ngargomulyo kembali ke rumah, kecuali kelompok rentan terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas. Selanjutnya pada 1 Desember 2020, katanya sebagian pengungsi dari Dusun Babadan II Desa Paten juga pulang dan tersisa 127 orang, pengungsi dari Desa Keningar pulang 26 orang. Total pengungsi yang sebelumnya sekitar 800 orang, kini tinggal 602 pengungsi.

Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi.

"Gempa fase banyak sekarang 259, kemudian vulkanik dangkal 30, tetapi vulkanik dalam tidak ada. Kemudian deformasi kumulatif sudah hampir 5 meter, sedangkan erupsi tahun 2006 deformasi hanya 3 meter," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement