Selasa 15 Dec 2020 14:38 WIB

BPS Sebut Indeks Pembangunan Manusia RI Hanya Naik Tipis

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia masuk kategori tinggi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Indeks Pembangunan Manusia
Foto: blogspot.com
Indeks Pembangunan Manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 sebesar 71,94 poin atau hanya naik tipis 0,02 poin dari tahun lalu 71,92 poin. Kecilnya kenaikan itu disebut lantaran pandemi Covid-19.

"Kenaikan yang tipis ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena biasanya IPM naik 0,5-0,6 poin, tapi ini hampir flat," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/12).

Baca Juga

Ia mengatakan, dengan angka tersebut, maka IPM Indonesia masuk kategori tinggi karena berada dalam rentang kurang dari 70 hingga kurang dari 80.

IPM diukur dari tiga dimensi. Yakni dimensi umur panjang dan hidup sehat, dimensi standar hidup layak, dan dimensi pengetahuan.

Dari sisi dimensi umur panjang dan hidup sehat, Suhariyanto menyampaikan, mengalami peningkatan 0,13 tahun atau 0,18 persen dari tahun lalu.

Adapun dari sisi standar hidup layak, dilihat dari besaran pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan. Ia menyatakan rata-rata pengeluaran pada tahun ini turun Rp 286 ribu atau 2,53 persen dari posisi 2019.

"Covid-19 menyebabkan banyak masyarakat mengalami penurunan pendapatan sehingga bisa diluhat bahwa pengeluaran per kapita mengalami penurunan," ujarnya.

Sementara itu dari dimensi pendidikan dibagi menjadi dua. Pertama harapan lama sekolah tercatat meningkat 0,03 tahun atau 0,23 persen sedangkan rata-rata lama sekolah juga naik 0,14 tahun atau 1,68 persen dari 2019.

Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan, terdapat pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah dalam meningkatkan IPM. Salah satunya yakni mengenai masih besarnya disparitas IPM antar provinsi maupun antar kabupaten kota di dalam satu provinsi.

Sebagai contoh, IPM 2020 tertinggi terdapat di DKI Jakarta dengan nilai 80,77 poin. Namun, di Papua hanya 60,44 poin dan menjadi yang terendah. Adapun, disparitas IPM tertinggi antar kabupaten kota di dalam satu provinsi yakni terdapat di Papua.

Suhariyanto mengatakan, Kabupaten Nduga hanya memiliki IPM sebesar 31,55 poin. Angka itu sangat jauh tertinggal dengan Ibu kota Papua, Kota Jayapura dengan IPM 79,94 poin. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement