Senin 28 Dec 2020 11:38 WIB

Antisipasi Covid-19, Beijing Perketat Pergerakan Warga

Perjalanan massal selama periode liburan dapat menyebabkan kasus melonjak.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang wanita yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran pembicaraan virus corona di smartphone-nya saat dia berjalan melewati bayangan pohon di atas truk yang diparkir di jalan di Beijing, Senin, 7 Desember 2020.
Foto: AP/Andy Wong
Seorang wanita yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran pembicaraan virus corona di smartphone-nya saat dia berjalan melewati bayangan pohon di atas truk yang diparkir di jalan di Beijing, Senin, 7 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Beijing memperketat pembatasan terkait penyebaran COVID-19. Ibu Kota China itu kekhawatiran bahwa perjalanan massal China selama periode liburan dapat menyebabkan kasus melonjak.

Selain itu, terdapat kasus yang ditularkan secara lokal untuk hari keempat berturut-turut pada hari Ahad (27/12).

Baca Juga

Distrik Shunyi, tempat semua kasus virus corona baru-baru ini dilaporkan telah menyatakan 'mode masa perang'. Distrik itu menguji semua 800 ribu penduduknya. Semua kasus yang dilaporkan pada hari Sabtu (26/12) adalah kontak dekat dari kasus sebelumnya.

Distrik Chaoyang, yang bertetangga dengan Shunyi, telah menyelesaikan pengujian 234.413 orang di tiga lokasi, tanpa ada yang dinyatakan positif. Orang yang belum menerima hasil tesnya tidak diizinkan keluar.

Beberapa kompleks perumahan di Tongzhou telah menerapkan kembali pemeriksaan suhu saat masuk. Jumlah pintu masuk telah dikurangi.

China sebagian besar telah mengendalikan virus corona, tetapi kasus sporadis muncul kembali di sejumlah kecil kota. Pihak berwenang berencana untuk memvaksinasi 50 juta orang dalam kelompok berisiko tinggi sebelum liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu mulai 11 Februari.

Beijing telah meminta pegawai sipilnya untuk tinggal di kota itu dari 1 Januari hingga hari libur. Otoritas meminta masyarakat untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu selama periode tersebut.

Tempat-tempat umum seperti taman hiburan dan gereja telah mengurangi jam operasinya. Beberapa gereja Katolik di Beijing, termasuk Gereja Katolik Wangfujing, telah berhenti menerima pengunjung gereja dan menghentikan kegiatan kelompok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement