REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan tidak menutup destinasi wisata saat libur Tahun Baru 2020. Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menyebut Kota Yogyakarta terbuka bagi wisatawan yang mau berkunjung selama libur Tahun Baru.
"Silakan datang ke Yogya, silakan berlibur ke Yogya tapi penuhi protokol kesehatan (prokes)," kata Haryadi di Ibis Hotel Yogyakarta, Rabu (30/12).
Ia menyebut, 4M menjadi hal yang utama diterapkan di Kota Yogyakarta. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
"Kalau ada kerumunan akan kita cairkan (bubarkan), jangan tersinggung kalau berkerumun kita cairkan," katanya.
Selain itu, bagi wisatawan yang datang dari luar Yogyakarta juga diwajibkan membawa identitas kesehatan. Sepert hasil surat keterangan rapid test antigen atau swab/PCR dengan hasil negatif.
"Tapi (identitas kesehatan) ditunjukkan itu adalah surat yang masih berlaku, jangan surat tertanggal (misalnya) November. Yogya ini Kota Pariwisata, tapi yang datang ke Yogya silahkan dengan menunjukkan identitas kesehatan, Yogya tidak tertutup," ujarnya.
Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mengatakan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Bahkan, pengecekan identitas kesehatan bagi tamu hotel pun dilakukan.
"Hotel yang merupakan anggota PHRI juga sudah sesuai aturan pemerintah, bersertifikasi CHSE dan verifikasi (protokol kesehatan) juga sudah," kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono.
Walaupun begitu, ia menyayangkan adanya kebijakan mendadak yang dikeluarkan pemerintah. Seperti kebijakan mendadak terkait kebijakan mewajibkan rapid test antigen atau swab, isu soal Yogyakarta ditutup dan terkait usulan PSBB.
Hal ini, kata Deddy, membuat reservasi hotel menjadi turun di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bahkan, per hotel terjadi 15 pembatalan reservasi dalam sehari.
"Tiga bulan menyiapkan strategi dan okupansi naik terus. Tapi karena kebijakan pemerintah yang mendadak, itu yang disayangkan. hotel. Persediaan bahan baku yang tersedia untuk persiapan Nataru sudah kita beli, termasuk persediaan disinfektan. Ini masuk kerugian kita dalam operasional di Nataru," ujarnya.