REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Kesulitan dalam kapasitas pemakaman telah memuncak selama pandemi Covid-19, terutama pemakaman bagi komunitas Muslim.
Menurut data terbaru dari Kantor Statistik Nasional Inggris, kesulitan kapasitas pemakaman bagi umat Muslim yang paling parah terkena dampak itu ialah di Inggris dan Wales.
Ketua Dewan Masjid Bradford dan kepala Layanan Dukacita Muslim, Zulfi Karim, mengatakan telah terjadi lonjakan tajam dalam kematian di dalam komunitas Muslim di utara Inggris karena Covid-19.
"Secepat kami menggali kuburan, kami mengisinya dengan mayat. Ini benar-benar mengkhawatirkan dan staf saya mencapai tahap di mana kami dalam kapasitas penuh," kata Karim, dilansir di The National, Rabu (30/12).
Bulan lalu, pemakaman Handsworth di Birmingham menjadi yang pertama di Inggris yang menutup pemakaman Muslim setelah mencapai kapasitas penuh.
Para pengurus di kota Bradford, Inggris utara, telah bekerja sepanjang waktu karena pemakaman Muslim utama di kota itu, Scholemoor, kesulitan untuk mengimbangi penguburan.
Aplikasi perencanaan untuk membuat ribuan plot baru sekarang sedang diajukan ke otoritas lokal di seluruh Inggris. Mereka mengajukan permintaan ratusan kuburan baru untuk dialokasikan di kota-kota besar.
Dr Julie Rugg, yang memimpin Kelompok Riset Pemakaman di University of York, mengatakan kepada The National bahwa dia telah memperingatkan pemerintah selama dua dekade tentang kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah yang secara intrinsik bermasalah.
Dia mengatakan, pihaknya tidak memiliki data nasional tentang jumlah kuburan yang beroperasi, seberapa penuhnya, dan tekanan tertentu yang dihadapi kelompok tertentu di lokasi tertentu.
"Kami tidak tahu apa dampak pandemi terhadap ketentuan penguburan. Ini berarti bahwa kami sama sekali tidak dapat merespons secara strategis, dan otoritas lokal membuat keputusan sendiri," katanya.