Kamis 31 Dec 2020 10:50 WIB

Undip Kehilangan Muladi Sebagai Guru Besar Terbaik

Muladi meninggal dunia di Jakarta setelah sempat dirawat di RSPAD.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Mantan Rektor Undip Muladi.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mantan Rektor Undip Muladi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Keluarga besar civitas akademika Universitas Diponegoro (Undip) kehilangan salah satu putra terbaiknya. Prof Dr H Muladi SH telah berpulang pada Kamis (31/12) sekitar pukul 06.45 WIB.

Kabar duka perihal berpulangnya mantan Menteri Kehakiman, Menteri Sekretaris Negara dan juga mantan Rektor Undip ini diterima Republika melalui Kepala Sub Bagian Humas Undip, Utami Setyowati, Kamis pagi. Ia menyampaikan, hari ini keluarga besar Undip kehilangan salah satu Guru Besar terbaiknya, Prof Dr H Muladi SH yang menghadap ke hadirat Illahi.

Baca Juga

Rencananya jenazah akademisi yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhanas tersebut akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

"Kami keluarga besar Undip menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," kata Utami.

Tak lupa ia juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ucapan belasungkawa dan doa dari masyarakat atas berpulangnya Prof Dr H Muladi SH. "Terimakasih atas doa dari seluruh masyarakat untuk almarhum," lanjutnya.

Prof Dr H Muladi SH lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 26 Mei 1943. Almarhum merupakan seorang akademisi, hakim dan sekaligus politikus Indonesia. Sejumlah jabatan penting pernah diembannya, seperti Rektor Undip, Menteri Kehakiman dan Menteri Sekretaris Negara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie (1998-1999). Selain itu juga pernah menjabat sebagai Hakim Mahkamah Agung (2000-2001) serta Gubernur Lemhanas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement