Kamis 31 Dec 2020 21:28 WIB

Gus Miftah Ajak Deddy Corbuzier Tausiah Akhir Tahun

Menurut Gus Miftah, pandemi Covid-19 menjadi pedagogi dalam kehidupan.

Gus Miftah (kiri) dan Deddy Corbuzier (kanan)
Foto: Istimewa
Gus Miftah (kiri) dan Deddy Corbuzier (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun televisi nasional, iNews menggelar acara tausiah akhir tahun pada Kamis (31/12) malam. Berdasarkan rilis yang diterima pada Kamis, pesulap dan artis Deddy Corbuzier diajak Gus Miftah untuk tausiah tersebut.

"Kan enggak boleh ada keramaian dimana-mana. Saya maunya kalaupun menemani anda di iNews, saya jadi host!” ujar Deddy kepada Gus Miftah, Kamis.

Di penghujung tahun 2020, Deddy rupanya akan bertausiah akhir tahun bersama Gus Miftah yang akan ditemani oleh dua anchor iNews, yakni Anisha Dasuki dan Fazilah Khairunnisa, Kamis, 31 Desember 2020 pukul 20.00 WIB secara langsung di stasiun televisi berita milik MNC Group, iNews.

Gus Miftah memulai tausiahnya dengan memaparkan, WHO menetapkan status pandemi untuk wabah virus yang kemudian disebut dengan nama Covid-19. Sejak saat itu sampai di penghujung tahun ini seluruh dunia berada dalam kegentingan.

Hingga hari ini, jumlah kasus di seluruh dunia tercatat 82,1 juta dengan korban meninggal sebanyak 1,79 juta. Di Indonesia, total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 727.122 pasien dan total ada 21.703 orang yang dinyatakan meninggal dunia.

Pandemi membuat banyak orang kehilangan harapan. Betapa tidak, pandemi Covid-19 bukan sekedar data, deretan angka, tapi juga kehilangan nyawa. Selain ancaman kesehatan, juga  kemiskinan. Negara kita dan seantero dunia sedang tidak baik-baik saja.

Negara masuk ke jurang resesi setelah 22 tahun melewati krisis. Ada 2,5 juta pekerja terancam PHK dan 9,77 juta pengangguran ada di Indonesia. Namun, kita tidak harus larut dalam pesimisme.

"Pada 2020 mencatat beberapa selebritas terjerat narkoba, prostitusi, dan pornografi. Terorisme masih terus terjadi, dunia politik riuh dengan pesta demokrasi meski sedang dihajar pandemi. Gunung Merapi yang kembali erupsi, menteri terjaring korupsi, hingga gas air mata tumpah-ruah pada aksi demonstrasi besar yang menuntut hak asasi," kata Gus Miftah.

"Kita patut merefleksi diri, memahami hidup hari ini benar-benar butuh energi. Gerbang 2021 sudah di pelupuk mata, Indonesia ayo kita bangkit bersama. Rakyat tidak akan pernah berhenti berdoa".

Menurut Gus Miftah, pandemi menjadi pedagogi dalam kehidupan kita hari ini. Di mana lagi kita bisa menimba ilmu sabar dan ikhlas sebaik menerima dan memaknai tahun ini dengan terus berjuang agar bisa bertahan.

"Jika Kartini mengajarkan habis gelap terbitlah terang, pandemi pun demikian, vaksin Covid-19 adalah harapan. Kita hanya masih perlu sedikit bersabar," papar Gus Miftah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement