REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri Rasulullah ﷺ, Aisyah RA, meninggal dunia pada tahun 58 Hijriyah di Madinah. Sementara, Rasulullah telah wafat terlebih dahulu saat Aisyah berusia 18 tahun.
Saat Rasulullah wafat, Nabi dimakamkan di tempat terakhirnya menghembuskan napas, yakni di rumah Aisyah. Sementara, Aisyah dimakamkan di pemakaman Baqi.
Dalam sejumlah riwayat, Aisyah disebutkan berkeinginan dimakamkan di samping Rasulullah SAW, namun hal itu tak terwujud. Beliau dimakamkan di Kompleks Pemakaman Baqi.
Disebutkan bahwa, suatu saat, Aisyah bermimpi terdapat tiga bulan yang jatuh di kelambunya. Lalu, Abu Bakar mentakwilkan mimpi itu bahwa ada tiga orang yang akan dimakamkan di kediaman Aisyah, mereka adalah sebaik-baik penghuni bumi mereka adalah Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab.
Adapun Al-Baqii merupakan tempat pemakaman bagi penduduk Kota Madinah sejak zaman Nabi ﷺ hingga sekarang. Tempat ini disebut juga Baqii al-Gharqad karena dahulu banyak terdapat pohon al-Gharqad.
Pohon ini banyak durinya dan daunnya sedikit. Pada saat ini pohon gharqad sudah tidak ada lagi di al-Baqi.
Terdapat sebuah hadits yang menunjukkan kemuliaan mereka yang dikuburkan di Baqi karena sering didoakan Nabi ﷺ. Bahkan Jibril memerintahkan Nabi untuk mendoakan penghuni al-Baqii. Nabi ﷺ berkata kepada Aisyah RA:
فإن جبريل أتاني .... فقال: إن ربك يأمرك أن تأتي أهل البقيع فتستغفر لهم "Sesungguhnya jibril datang kepadaku... lalu, ia berkata, 'Sesungguhnya Rabbmu memerintahkanmu untuk mendatangi para penghuni pekuburan di al-Baqii, lalu engkau memohonkan ampunan bagi mereka.” (HR Muslim).
Doa yang diucapkan Nabi untuk penghuni kuburan Baqi bisa jadi hanya mencakup yang dikuburkan saat itu dan bisa jadi mencakup seluruh orang yang dikuburkan di pemakaman Baqi di kemudian hari (Syarh Riyadus Shalihin).