REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA, JATIM -- Juan Setadi punya gambaran istimewa soal Fadly Satrianto. Ia menilai adiknya sosok periang. Paling ramai kalau kumpul bersama kakak-kakaknya. Meski begitu, Fadly juga pekerja keras dan tekun. Itu terlihat ketika awalnya merintis karier sebagai kopilot.
Fadly mulanya berprofesi sebagai kru kantor di perusahaan pesawat Boeing. Hingga suatu saat, putra bungsu dari tiga bersaudara tersebut mendapat peluang. Tempatnya bekerja menawarkan pendidikan sebagai kopilot pada 2016-2017.
Fadly pun sejak itu menjajaki profesi barunya sebagai pilot pendamping. Lulusan Sarjana Hukum Universitas Airlangga Surabaya ini kemudian bekerja di Nam Air, maskapai anak perusahaan Sriwijaya Air. Fadly sudah menjalani kehidupan kopilot di sana selama tiga tahun.
Hingga hari itu, Sabtu, 9 Agustus 2020. Fadly (28 tahun) kebetulan mendapat tugas membawa pesawat Nam Air dari Pontianak sebagai kopilot. Namun, bersama pilot lain dan pramugari, ia harus menumpang dahulu pesawat lain dari Jakarta ke sana. Pesawat yang ditumpanginya Sriwijaya Air SJ 182.