Senin 11 Jan 2021 07:52 WIB

Pondok Inspirasi Adakan Webinar Pemuda Inspiratif 

Pemuda adalah gudangnya inovasi.

Shafira Alfarisi,  mahasiswa berprestasi nasional 2019 menjadi salah satu narasumber webinar pemuda inspiratif yang diadakan Pondok Inspirtasi, Ahad (10/1).
Foto: Dok Pondok Inspirasi
Shafira Alfarisi, mahasiswa berprestasi nasional 2019 menjadi salah satu narasumber webinar pemuda inspiratif yang diadakan Pondok Inspirtasi, Ahad (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pondok Inspirasi menjadikan pandemi sebagai kesempatan untuk banyak belajar walaupun di rumah saja. Banyak program yang ditawarkan untuk mengajak pelajar dan mahasiswa belajar bersama tanpa harus banyak mengeluh dengan keadaan.

Salah satunya Pondok Inspirasi mengadakan webinar inspirasi pemuda. Webinar yang diadakan pada Ahad (10/1) bertajuk How to be An Inspiring Youth. Webinar itu  diikuti 162 pelajar dan mahasiswa melalui Zoom meeting dan youtube.

Dalam webnar ini, Pondok Inspirasi mendatangkan narasumber muda inspiratif. Mereka adalah  Shafira Alfarisi,  mahasiswa berprestasi nasional 2019;  Tia Muhamad Reza Head of Learning and Development pemimpin.id;  Sanhaji,  Mahasiswa Berprestasi Bidang Inovasi Kemendikbud 2019;  dan M. Ficky Haris A,  mahasiswa IPB University jalur masuk ketua OSIS. 

photo
Suasana webinar pemuda inspiratif yang diadakan Pondok Inspirtasi, Ahad (10/1).  (Foto: Dok Pondok Inspirasi)

Shafira memberikan motivasi kepada peserta tentang perjalanannya sejak  di bangku sekolah menengah hingga kuliah di IPB University dan mendapatkan predikat mahasiswa berprestasi 1 nasional tahun 2019. “Saya dari keluarga kurang mampu. Di sekolah saya beserta adik tak jarang meminta penundaan untuk membayar biaya SPP. Memilih kuliah saja awalnya orang tua melarang.”, tutur Shafira yang juga founder Beasiswa 10000. 

Menurutnya,  pendidikan adalah senjata yang sangat ampuh untuk mengubah dunia.  Untuk itu, di bangku kuliah Shafira benar-benar mengoptimalkan kesempatan untuk berprestasi sekaligus membekali diri berorganisasi. “Kerja mimpi, jangan menunggu waktu dan jangan takut untuk memulai serta jangan takut gagal. Segala sesuatu bergantung pada niat untuk berprestasi. Kuncinya we can plan but Allah is the best planner,”  tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id

Tia Muhamad Reza dalam sesinya menjelaskan tentang pentingnya kemampuan seseorang menjadi leader di era pandemi. “Fase di awal yang harus dilakukan untuk menjadi pemimpin terutama saat pandemi  adalah memimpin diri sendiri. Lingkungan merupakan salah satu pendukung kemampuan memimpin kita,”  papar Tia.

Tia juga menyampaikan bentuk sederhana pemimpin adalah diri sendiri. Era pandemi dan penuh digitalisasi menjadi tantangan tersendiri juga bagi kepemimpinan diri. “Sebagai contoh kecil saja, setiap hari kita dihadapkan dengan informasi-informasi melalui handphone tapi banyak dari kita justru merespons hal ini dengan tidak bijak apalagi menyebar berita hoaks,”  tambahnya.

Di talkshow sesi kedua,  Sanhaji dan Ficky  menceritakan perjuangan mereka  meraih berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Sanhaji yang semasa mahasiswa menerima Bidikmisi dan mampu menyelesaikan studi hanya tiga setengah tahun kini menjadi wirausaha pertanian di daerahnya.

“Pemuda itu gudangnya inovasi. Semasa mahasiswa saya sangat bersyukur bisa diterima di Pondok Inspirasi. Tinggal di asrama dibimbing hingga diarahkan apa yang menjadi passion saya. Alhamdulillah saya menuai berbagai prestasi nasional dan internasional,  bahkan paten. Kini inovasi saya masih dikembangkan untuk diaplikasikan,”  ungkap Sanhaji.

Sementara Ficky Haris,  mahasiswa baru Jurusan Statistika IPB University mengambil momentum pandemi ini sebagai hal yang mengoptimalkan produktivitas. Sejak dinobatkan menjadi mahasiswa baru jalur ketua OSIS, Ficky bergegas untuk melakukan berbagai upaya mendapatkan informasi mengenai dunia kampus.

“Setelah dinyatakan lolos, saya bergegas cari informasi mengenai kampus IPB. Dan ternyata banyak kakak kelas yang mengikuti kegiatan sepertli lomba penulisan ilmiah,”  ungkapnya. Ficky juga menyampaikan bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang lebih membutuhkan perjuangan dan kemauan. “Saya belajar menulis karya tulis ilmiah dari Pondok Inspirasi. Sudah ada sekitar enam ide yang saya konsultasikan dan ternyata kurang sempurna. Namun tidak membuat semangat saya kendor. Alhamdulillah ide selanjutnya membuahkan hasil dan hasil berikutnya lebih mudah,”  tambah Ficky. 

photo
Nurhayati Subakat, pendiri PT Paragon Technology and Innovation. (Foto: Dok Pondok Inspirasi)

Dalam kesempatan yang sama, Pondok Inspirasi juga menggelar launching buku Mengajar dan Menginspirasi karya member Pondok Inspirasi dan beberapa guru hasil pelatihan menulis yang diadakan saat memperingati Hari Guru Nasional 2019.

Dian Sapitri sebagai penulis muda member Komunitas Inspirator Muda menjadi inisiator penulisan buku sekaligus mentor menulis. Selanjutnya webinar diakhiri dengan pengumuman juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Inovasia Nasional yang dimenangkan oleh SMK AK Nusa Bangsa Bogor (Juara 1), SMAN 1 Teras Boyolali (Juara 2) dan SMA AK Nusa Bangsa (Juara 3).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pondok Inspirasi bekerjasama dengan brand Kahf PT Paragon Technology and Innovation.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement