REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Foto majalah Vogue yang menampilkan Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menuai kritik. Tampaknya tidak ada yang aneh dalam foto tersebut. Harris memakai jaket hitam dan sepatu sneakers. Akan tetapi, pengguna media sosial mencibir Vogue atas pilihan gaya kasual tersebut.
"Foto sampul ini tidak menghormati Kamala D. Harris, ini terlalu familiar, pada dasarnya foto ini seakan memanggil Harris dengan nama depannya tanpa undangan," tulis kritikus mode Washington Post, Robin Givhan, seperti dikutip NBC News, Selasa (12/1).
"Menggunakan foto informal dalam foto sampul majalah cepat, Vogue mencuri mawar dari Harris," kata Givhan.
Di Vogue edisi Februari itu Harris memakai pakaian yang ia pilih sendiri. Di depan tirai warna merah muda, ia berdiri dengan tangan terlipat. Salah satu pengguna Twitter mengatakan foto itu adalah 'kekacauan yang dicuci' dan pengguna lainnya menyebut foto tersebut 'berkualitas rendah'.
Sebagian berpendapat foto tersebut tidak memenuhi harapan dari majalah mode ternama. Vogue dianggap selalu berhasil menjadikan selebritas bahkan politisi terlihat menawan di foto-fotonya. Foto kedua hanya menunjukkan bagian atas Harris yang mengenai blazer warna biru muda.
Kantor berita Associated Press melaporkan tim Harris mengira foto kedua yang digunakan untuk sampul majalah. Mereka mengatakan sudah memberi tahu Vogue mereka kecewa atas keputusan majalah tersebut.
"Foto informal Wakil Presiden terpilih Kamal Harris menangkap sisi otentik, dapat didekati, salah satu hal yang kami rasa ciri khas pemerintahan Joe Biden/Harris," kata Vogue dalam pernyataannya.
Foto tersebut diambil Tyler Mitchell yang pada tahun 2018 lalu menjadi fotografer kulit hitam pertama yang memotret sampul majalah Vogue Amerika. Ia membagikan foto kedua Harris di akun Instagram-nya.
Pengguna media sosial juga kembali mengungkit sikap anti-kulit hitam industri mode. Tahun lalu pemimpin redaksi Vogue Anna Wintour meminta maaf karena memublikasikan konten yang 'intoleran dan melukai kebudayaan' serta tidak cukup mendorong talenta kulit hitam.