Rabu 13 Jan 2021 14:14 WIB

Meksiko Ingin Jalur Cepat Otorisasi Vaksin Rusia

Meksiko sudah setujui penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Vaksin Rusia Sputnik V
Foto: EPA-EFE/Maxim Shipenkov
Vaksin Rusia Sputnik V

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko akan membuat keputusan apakah akan mengotorisasi vaksin Covid-19 Rusia Sputnik-V pekan ini. Deputi Menteri Kesehatan Meksiko Hugo Lopez-Gatell mengatakan keputusan akan disampaikan usai pemerintah selesai meninjau data vaksin tersebut.  

Lopez-Gatell mengatakan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah memerintahkan untuk mengambil 'jalur cepat' dalam proses otorisasi. Ia mengatakan regulator kesehatan Meksiko (COFEPRIS) sudah meninjau data Sputnik-V sejak akhir pekan lalu.

Baca Juga

"Keputusan mengenai otorisasi untuk penggunaan darurat akan segera diambil, seperti yang dilakukan pada dua vaksin lainnya," kata Lopez-Gatell dalam konferensi pers rutin pemerintah Meksiko, Rabu (13/1).

Ia kemudian mengatakan COFEPRIS diharapkan sudah membuat keputusannya pada pekan ini sehingga Meksiko dapat menggunakan vaksin itu dalam status darurat. Pada Senin (11/1) Lopez-Gatell mengatakan Meksiko sedang mempertimbangkan untuk membeli 24 juta vaksin Sputnik-V.

Negara Amerika Latin itu sudah memberikan otoritas pada vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan vaksin dari AstraZeneca. Lopez-Gatell mengatakan dalam perjalanan terakhirnya ke Argentina bahwa ia bertemu dengan pejabat pemerintah Rusia. Argentina sudah memberikan vaksin Sputnik-V pada petugas medis mereka.

Saat berada di Argentina, para pejabat pemerintah Meksiko mendapatkan akses 'ke seluruh dokumen ilmiah dan teknis' vaksin tersebut termasuk hasil dari uji coba klinis Tahap III. Lopez-Gatell mengatakan karena Meksiko sulit mendapatkan informasi mengenai Sputnik-V, negara itu sempat ragu untuk menggunakan vaksin asal Rusia tersebut.

"Vaksin ini memiliki kapasitas dan efisiensi yang sama dengan vaksin lain yang sudah diberi otoritas," katanya.  

Russian Direct Investment Fund (RDIF) yang mendanai pengembangan Sputnik-V sudah membuat kesepakatan jutaan dosis vaksin dengan sejumlah negara. Rusia baru menyebarkan 1,5 juta vaksin di dalam negeri.

RDIF mengatakan rencananya mereka mengandalkan mitra-mitra di China, India, Korea Selatan, dan negara lain itu memenuhi permintaan pasokan vaksin Sputnik-V. Meksiko sudah menerima 440 ribu vaksin Pfizer-BioNTech pada Selasa (12/1) kemarin.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement