Kamis 14 Jan 2021 14:04 WIB

Pemulihan Ekonomi Dorong Penguatan Pasar Saham dan Obligasi

Vaksinasi menjadi poin krusial untuk mendorong normalisasi aktivitas ekonomi warga.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pemulihan ekonomi dan perdagangan pada tahun 2021 akan membuka peluang bagi penguatan pasar saham serta peningkatan imbal hasil pasar obligasi. Pemulihan diperkirakan akan semakin terakselerasi di semester kedua 2021 seiring peningkatan akses terhadap vaksin dan aktivitas vaksinasi.
Foto: Antara/Reno Esnir
Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pemulihan ekonomi dan perdagangan pada tahun 2021 akan membuka peluang bagi penguatan pasar saham serta peningkatan imbal hasil pasar obligasi. Pemulihan diperkirakan akan semakin terakselerasi di semester kedua 2021 seiring peningkatan akses terhadap vaksin dan aktivitas vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pemulihan ekonomi dan perdagangan pada tahun 2021 akan membuka peluang bagi penguatan pasar saham serta peningkatan imbal hasil pasar obligasi. Pemulihan diperkirakan akan semakin terakselerasi di semester kedua 2021 seiring peningkatan akses terhadap vaksin dan aktivitas vaksinasi. 

Namun, risiko utama atas proyeksi ini adalah apabila vaksinasi terkendala dan mitigasi pandemi Covi-19 tidak berjalan efektif secara global. "Vaksinasi menjadi poin krusial untuk mendorong normalisasi aktivitas ekonomi masyarakat. Produksi dan distribusi akan menjadi perhatian pasar," kata Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan, Kamis (14/1). 

Baca Juga

Menurut Katarina, pemulihan ekonomi harus ditopang oleh ketersediaan vaksin dan pelonggaran pembatasan sosial global yang mendukung normalisasi aktivitas ekonomi. Sementara pemulihan perdagangan global akan didukung oleh meningkatnya permintaan seiring normalisasi aktivitas ekonomi, ketersediaan vaksin, dan membaiknya iklim perdagangan di era kepresidenan Joe Biden.  

"Potensi membaiknya perdagangan global di tahun ini dapat menguntungkan kawasan Asia yang merupakan pabrik dunia," ujar Katarina.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement