REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan kasus harian virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) membuat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di sejumlah wilayah Tanah Air meningkat. Rata-rata keterisian tempat tidur di rumah sakit di rumah sakit rujukan nasional mencapai 65 persen, tetapi mencapai 85 persen di beberapa provinsi.
"Kami sudah sangat kewalahan menghadapi lonjakan pasien ini, terutama ruang ICU di beberapa provinsi seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia G Partakusuma saat dihubungi Republika, Ahad (17/1).
Lia mengatakan, keterisian tempat tidur membuat pihak rumah sakit tidak bisa bergerak menangani pasien di ICU. Kondisi ini terjadi ketika masih ada pasien yang dirawat padahal ada orang yang terinfeksi virus ini ingin masuk RS untuk mendapatkan pelayanan medis.
Lia mengatakan, Persi sebenarnya tidak ingin membuat pasien harus menunggu ketika masuk rumah sakit. "Sekarang kami selektif sekali, hanya merawat pasien sedang, berat, hingga kritis," ujarnya.
Untuk pasien dengan gejala ringan, dia mengatakan, tidak harus dirawat di rumah sakit. Kalau tidak merasakan gejala, dia melanjutkan, orang yang terinfeksi Covid-19 bisa tinggal di rumah dan tidak perlu ke rumah sakit karena bisa menghabiskan tempat perawatan.
Terkait permintaan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menambah kapasitas RS 30-40 persen, Persi mengatakan, RS mengalami kendala SDM. Ia menambahkan, rekrutmen baru SDM Kesehatan telah dilakukan supaya rumah sakit bisa memenuhi ini permintaan menkes.
Ia berharap upaya ini bisa diwujudkan saat kasus semakin melonjak yang diperkirakan mencapai puncaknya awal Februari 2021. Jika kasus harian terus meningkat hingga bulan depan antara 90 persen hingga 100 persen, RS mengaku tidak bisa maksimal memberikan pelayanan kesehatan karena keterbatasan tempat tidur, khususnya layanan ICU.
Karena itu, Lia berharap masyarakat yang kini menjadi garda terdepan. Lia meminta masyarakat mengupayakan terus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menguragi berkumpul. "Tolong masyarakat bisa menahan diri," katanya.