REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kritikus pemerintah Rusia Mikhail Khodorkovsky mengatakan, penahanan Alexei Navalny adalah upaya Presiden Vladimir Putin menunjukkan bahwa ia masih orang 'nomor satu' di Rusia. Khodorkovsky merupakan seorang mantan taipan minyak yang berselisih dengan Kremlin.
Khodorkovsky mengatakan, untuk memengaruhi keputusan presiden berusia 68 tahun itu negara-negara Barat harus segera bertindak daripada hanya berbicara. Bila tidak, Navalny dapat didakwa hukuman puluhan tahun penjara seperti yang dialami Khodorkovsky usai melawan Kremlin.
Navalny masih ditahan di pusat penahanan prasidang selama 30 hari karena dianggap melanggar syarat penangguhan penahanan. Kritikus pemerintah itu ditahan di hari ia tiba di Rusia usai menjalani pemulihan di Jerman untuk mengobati serangan racun Agustus lalu.
Navalny menuduh Kremlin sebagai dalang dari serangan racun terhadapnya. Pemerintah Rusia membantah terlibat dalam serangan racun tersebut.
Rusia mengatakan, Navalny harus dibawa ke pengadilan seperti warga lainnya bila ia melanggar hukum dan negara Barat tidak perlu ikut campur. "Putin merasa harus menunjukkan ia binatang utama dalam kawanan, atau bila tidak maka rakyat tidak lagi yakin ia masih orang nomor satu," kata Khodorkovsky yang kini tinggal di London, Selasa (19/1).
"Satu-satunya yang mempertahankan Putin adalah persepsi ia nomor satu, yang kembali diragukan," tambahnya.