REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan akan melakukan pemetaan secara menyeluruh untuk potensi bencana salah satunya di wilayah Jawa Barat. Pemetaan akan dilakukan secara saksama dari waktu ke waktu untuk penyempurnaan penanganan bencana.
"Beberapa bencana yang belakangan terjadi di tahun ini akibat dampak dari La Nina. Di antaranya seperti longsor dan banjir bandang yang terjadi di Kalimantan Selatan, Jawa Barat serta air pasang di Manado. Ini perlu dukungan Kementerian/Lembaga terkait baik itu Kementerian Kehutanan atau BNPB. Nanti saya akan bicara juga dengan Menteri BUMN," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (21/1).
Kemudian, ia melanjutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengadakan rapat untuk mencari solusi untuk menangani masalah bencana dan dampak dari La Nina. "Presiden sudah memimpin rapat lebih dari tiga kali untuk bagaimana kami bisa menangani masalah dampak dari La Nina ini dan Insya Allah pemerintah kami siap," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Banjir di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terjadi di sejumlah kabupaten dan kotanya. Kabupaten Banjarbaru, Banjar, Hulu Sungai Tengah (HST) dan Tanah Laut hingga Kota Banjarmasin terdampak banjir yang telah menyebabkan puluhan ribu orang terdampak.
Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap yang terjadi pada Ahad (3/1) pukul 10.30 WITA. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan jumlah korban terdampak berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana per 15 Januari 2021 pukul 11.40 WIB.
Selain itu, Banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Manado, Sulawesi Utara telah mengakibatkan 6 orang tewas dan 500 jiwa mengungsi. Bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Minggu (17/1) tersebut terjadi merata di semua kelurahan di manado.
Di antaranya Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang.
Lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyatakan, 474 warga berhasil dievakuasi dari peristiwa banjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor pada Selasa (19/1) pagi. Ratusan korban banjir bandang itu kini mengungsi di masjid yang lokasinya tak terdampak banjir."134 kepala keluarga (KK) atau 474 jiwa sudah berhasil dievakuasi," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo saat dihubungi di Bogor.