Rabu 27 Jan 2021 11:27 WIB

Indonesia-Swedia Bahas 70 Tahun Hubungan Bilateral

Indonesia dan Swedia sama-sama berperan aktif dalam berbagai misi perdamaian PBB

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Swedia
Foto: wikipedia
Bendera Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo bertemu secara virtual dengan Ketua Parlemen Swedia Andreas Norlén pada Selasa (26/1). Keduanya membahas 70 tahun perkembangan dan kerja sama bilateral Indonesia dan Swedia.

Dubes RI dan Ketua Parlemen Swedia membicarakan tentang kerja sama antarparlemen dan perkembangan penanganan pandemi di masing-masing negara. Demikian menurut keterangan KBRI Stockholm yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Dalam pertemuan virtual tersebut, Kamapradipta menyampaikan Indonesia dan Swedia memiliki hubungan bilateral yang telah lama terjalin. Kedua negara memiliki banyak kesamaan, di antaranya dalam menjunjung nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender.

Selain itu, menurut dia, Indonesia dan Swedia sama-sama berperan aktif dalam berbagai misi perdamaian PBB. Dalam usia 70 tahun hubungan bilateral, kerja sama RI-Swedia telah semakin meningkat di berbagai sektor yaitu perdagangan dan investasi, transportasi, pendidikan dan penelitian, teknologi, pertahanan, serta kesehatan.

Kamapradipta berharap hubungan bilateral antara Parlemen Indonesia dan Swedia juga dapat dipererat dan ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat hubungan antarparlemen yang komunikatif akan berkontribusi besar bagi kemajuan hubungan kedua negara.

"Di masa lalu hubungan bilateral memang lebih cenderung di eksekutif. Dengan adanya kerja sama parlemen, hubungan kedua negara akan semakin kuat lagi," ujarnya.

Ketua Parlemen Swedia Andreas Norlén menyambut baik dan sependapat dengan Dubes RI bahwa hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Swedia perlu terus ditingkatkan. Kerja sama kedua parlemen perlu dipererat mengingat parlemen merupakan wujud dari pelaksanaan demokrasi.

Pada kesempatan tersebut, Norlén juga menyampaikan secara lisan kepada Dubes RI undangan untuk Ketua DPR RI berkunjung ke Stockholm, dalam kondisi kesehatan global yang memungkinkan, guna menjalin hubungan parlementer yang lebih erat.

Kamapradipta dan Norlén juga membahas perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di masing-masing negara. Keduanya sepakat kerja sama di bidang kesehatan dan ekonomi sangat penting di tengah situasi dunia yang penuh ketidakpastian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement