Jumat 29 Jan 2021 00:36 WIB

TI Ungkap Hubungan Antara Korupsi dan Penanggulangan Covid

Negara dengan tingkat korupsi rendah relatif berhasil menanggulangi pandemi Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Sejumlah Jurnalis beraktivitas di halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (28/1/2021). Transparency International Indonesia (TII) menyatakan bahwa indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2020 turun ke peringkat ke 102 dari 180 Negara dibandingan pada tahun 2019, Indonesia menempati posisi ke 85.
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah Jurnalis beraktivitas di halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (28/1/2021). Transparency International Indonesia (TII) menyatakan bahwa indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2020 turun ke peringkat ke 102 dari 180 Negara dibandingan pada tahun 2019, Indonesia menempati posisi ke 85.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Lembaga anti-korupsi Transparency International menemukan korelasi antara negara dengan tingkat korupsi paling rendah dan keberhasilan menanggulangi tantangan kesehatan dan ekonomi pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan dalam laporan tahunan yang berjudul 2020 Corruption Perceptions Index.

Laporan yang dirilis Kamis (28/1) itu mengukur persepsi publik yang terdiri dari pakar dan pengusaha terhadap korupsi di negara yang disurvei. Transparency International menyimpulkan negara yang paling banyak berinvestasi di bidang kesehatan 'lebih baik dalam menyediakan jaminan kesehatan universal dan paling rendah melanggar norma-norma demokrasi'.

Baca Juga

"Covid-19 tidak hanya krisis kesehatan dan ekonomi, ini krisis korupsi dan itu hal yang saat ini kita gagal atasi," kata kepala Transparency, Delia Ferreira Rubio, seperti dikutip dari ABC News, Kamis (28/1).

Indeks tahun ini menunjukkan di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika Serikat (AS) semakin korup. Indeks Transparency menetapkan skor 0 artinya sangat korup sementar 100 sangat bersih. Tahun ini skor Negeri Paman Sam hanya 67.

AS berada di urutan ke 25 bersama Chile tapi masih di bawah negara-negara demokrasi Barat lainnya. Pada 2019, AS mendapatkan skor 69, pada 2018 skor 71 dan 2017 skor 75. Tahun ini AS mendapatkan skor terendahnya sejak indeks ini dirilis.

"Selain tuduhan konflik kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan yang terjadi di level tertinggi, lemahnya pengawasan terhadap paket bantuan Covid-19 senilai 1 triliun dolar AS pada tahun 2020 juga meningkatkan keprihatinan dan menandai turunnya norma-norma demokrasi yang mempromosikan pertanggungjawaban pemerintah," kata Transparency dalam laporan mereka.

Dalam analisisnya, Transparency mengatakan hubungan antara korupsi dan penanggulangan Covid-19 dapat dilihat di seluruh dunia. Contohnya seperti Uruguay yang tahun ini meraih skor 71 dan berada di urutan ke-21.

Negara itu banyak berinvestasi di bidang kesehatan universal dan menggelar sistem epidemiologis yang sangat luas. Hal itu tidak hanya membantu penanggulangan Covid-19 tapi juga pencegahan penyakit-penyakit menular lain seperti penyakit kuning dan Zika.

Bertolak belakang dari Bangladesh yang mendapatkan skor 26 dan berada di urutan ke 146. "Investasi di bidang kesehatannya sangat kecil sementara korupsi berkembang selama Covid-19 mulai dari penyuapan di klinik-klinik kesehatan hingga penyaluran bantuan yang tidak tepat," tulis Transparency dalam laporan mereka.

"Korupsi juga terjadi besar-besaran dalam pengadaan pasokan medis," kata Transparency.

Lembaga itu menambahkan bahkan masih ada ruang perbaikan bagi Selandia Baru yang berada di urutan pertama dengan skor 88. "Sementara pemerintah mengkomunikasikan langkah-langkah dan kebijakan dengan terbuka, perlu lebih banyak transparansi seputar pengadaan dalam upaya pemulihan Covid-19," tulis organisasi itu.

Dari 180 negara yang disurvei, dua pertiganya memiliki skor dibawah 50. Indonesia berada di urutan 102 dengan skor 32.

Selandia Baru dan Denmark berada di urutan pertama sebagai negara yang paling tidak korup. Lalu diikuti Finlandia, Singapura, Swiss, dan Swedia dengan skor 85. Lalu Norwegia yang mendapatkan skor 84, Belanda 82 dan Jerman dan Luksemburg meraih skor 80.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement