REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku telah meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengintervensi masalah daging sapi. Tujuannya agar, persediaannya aman pada saat Hari Raya Idul Fitri.
"Kita juga cari alternatif lain untuk pastikan mendapatkan daging sapi dengan harga sapi yang kompetitif," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (29/1). Selama ini, kata dia, Australia merupakan mitra utama Indonesia dalam penyediaan daging sapi.
Hanya saja, kini harga daging sapi Australia sedang tinggi. "Tren harga sapi Australia itu biasanya di kisaran 2,5 dolar AS sampai 2,8 dolar AS per kilogram sapi hidup. Sekarang menjadi 3,8 dolar AS, ini tidak sehat," jelas dia.
Dirinya menjelaskan, naiknya harga tersebut karena saat ini Australia sedang menahan laju ekspor sapinya. Padahal, 52 persen dari sapi tersebut dijual ke Indonesia.
Sekarang, kata dia, Kemendag tengah menyusun strategi guna memenuhi kebutuhan daging sapi di Tanah Air. Sayangnya, Lutfi masih enggan mengatakan secara detail terkait strategi itu.
"Kemendag harus mempunyai alternatif soal daging sapi, dan alternatif itu kita sedang digodok di dalam, sebentar lagi keluar. Biarkan kita berstrategi dan bekerja untuk memastikan nilai gizi bangsa kita sendiri," tegas Lutfi.
Sebelumnya, Kemendag memastikan stok daging kerbau dan daging sapi tersedia di pasaran. Maka masyarakat diminta tidak khawatir.