REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat turut menanggapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilai tidak efektif. Karena, angka kasus Covid 19 secara harian yang dirilis pemerintah justru memperlihatkan tren buruk dan terus memecahkan rekor.
Ridwan Kamil mengatakan, selama ini, acuan dalam menganalisa sebuah kebijakan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia adalah kasus baru per hari. Namun, data kasus yang selama ini dirilis setiap harinya masih kurang tepat.
"PPKM ini data kurang tepat dari sisi kasus. Misalnya, di Jabar ada 3.000 kasus baru. Padahal, 2.000 kasus itu merupakan data lama," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (1/2).
Dia menuturkan, perbaikan data harus diperbaiki lebih dulu. Jangan sampai ada data lagi yang salah dimasukkan setiap harinya.
Menurut Emil, saat ini, saja masih ada sekitar 10 ribu kasus di Jabar yang belum dipaparkan oleh pemerintah. Dia khawatir, angka itu nantinya akan dikeluarkan sekaligus dan menjadi lonjakan signifikan dalam rilis yang dijabarkan pemerintah.
"Data ini jangan sampai salah karena untuk menganalisas," katanya.
Selain itu, Emil memastikan, bahwa penegakan hukum pelanggar protokol kesehatan COVID-19 di Jabar, semakin ketat. Menurutnya, dalam dua pekan terakhir saja sedikitnya ada 9,6 juta orang yang ditegur oleh aparat karena tidak patuh menerapkan protokol kesehatan.