REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- PT Bio Farma akan mengemas vaksin Covid-19 olahannya berbeda dengan vaksin jadi dari Sinovac yang dikirim langsung dari China. Pengemasan vaksin olahan Bio Farma nantinya akan dibuat lebih efisien dibandingkan aslinya yang langsung dari Sinovac.
Sebelumnya, 3 juta dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang sudah berbentuk produk jadi (bernama Coronavac) dikemas dalam bentuk dosis tunggal. Setiap vial berisi 1 dosis Coronavac. Sehingga dalam 1 dus yang berisi 40 vial, terdapat 40 dosis Coronavac.
Demi efisiensi distribusi, vaksin yang diolah Bio Farma dari bulk atau bahan baku kiriman Sinovac akan dikemas lebih ringkas. Vaksin olahan Bio Farma ini nantinya bernama Covid-19 Vaccine, bukan Coronavac lagi. Vaksin olahan Bio Farma ini akan dikemas multidose, dengan 1 vial berisi 10 dosis.
"Sehingga dalam 1 dus akan dikemas dalam 10 vial, sehingga 1 dus berisi 100 dosis," ujar Juru Bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto saat menyambut kedatangan 10 juta dosis bulk atau bahan baku vaksin di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (2/2).
Sinovac sendiri sudah berkomitmen untuk mempercepat pengiriman seluruh dosis bulk vaksin Covid-19 pesanan pemerintah Indonesia. Total 140 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dijadwalkan akan rampung dikirim paling lambat Juli 2021, maju empat bulan dari kesepakatan sebelumnya yakni November 2021.
Pengiriman vaksin Covid-19 buatan Sinovac memang terus dilakukan. Hari ini, Selasa (2/2), tiba lagi 10 juta dosis bulk vaksin, ditambah 1 juta dosis overfill atau ekstra volume. Dosis overfill ini diberikan Sinovac untuk mengantisipasi kendala produksi oleh PT Bio Farma.
Jika ditotal, maka sudah ada 28 juta dosis vaksin Covid-19 (di luar overfill) yang sudah tiba di Indonesia. Pada dua pengiriman pertama, sebanyak 3 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi yang dijuluki Coronavac lebih dulu tiba. Coronavac inilah yang digunakan pemerintah untuk program vaksinasi periode awal bagi 1,5 juta orang dalam kelompok prioritas yakni tenaga kesehatan.