REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman memiliki pendapat berbeda soal penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Walau pemerintah pusat menyebut penerapan PPKM tidak efektif, Pemkab Sleman justru menyebut penerapan PPKM cukup efektif.
Pelaksanaan PPKM di Kabupaten Sleman sendiri, seperti DIY, mengusung Pembatasan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) yang mengedepankan kearifan lokal. Salah satu pembedanya tidak diberlakukan denda-denda terhadap pelanggaran yang ada.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mempersilakan jika pemerintah pusat merasa kebijakan penerapan PPKM tidak efektif. Ia meyakini, kesimpulan itu didasari masukan demi masukan yang datang dari wilayah-wilayah lain yang menerapkan PPKM di Jawa-Bali.
"Di Kabupaten Sleman insya Allah ada penurunan signifikan, walaupun PTKM (PPKM) pertama penurunan penularan sedikit, angka positif semakin mengecil," kata Sri, Rabu (3/2).
Ia berpendapat, efektivitas itu dikarenakan ketegasan dari Satgas Penanganan Covid-19 yang ada dalam mengimplementasikan PTKM. Yang mana, kata Sri, terus bekerja selama 24 jam penuh melakukan pengawasan terhadap pelaksanan PTKM.
Sri menekankan, setiap harinya telah dilakukan pula pencatatan terhadap semua pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi. Sehingga, didapat data-data yang mampu mendukung dilaksanakannya evaluasi penerapan PTKM dari hari ke hari.
"Kami hargai kesimpulan pusat, tapi khusus di Sleman sangat besar pengaruhnya dibandingkan ketika dilepas seperti biasa," ujar Sri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menuturkan, penurunan angka positif itu bisa dilihat misalkan dari 31 Januari 2021. Yang mana, 51 kasus dan sudah berada di bawah angka harian selama Januari yaitu 100 kasus.
"Untuk 1 Januari 2021 ada 63 kasus, 2 Januari 2021 ada 86 kasus, itu untuk ukuran Sleman sudah termasuk turun karena selama Januari di atas 100 terus," kata Joko.
Bahkan, lanjut Joko, pada 31 Januari 2021 saja angka positif di Kabupaten Sleman ada 51 kasus, turun jauh dibandingkan angka harian sepanjang Januari. Walaupun masih fluktuatif, ia menekankan, untuk Sleman angka itu sudah alami penurunan.
"Relatif di bawah 100, ini kalau dihitung penurunan per hari bisa dikatakan lebih dari 10 persen," ujar Joko.