REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Platform virtual Imam Connect menyediakan khutbah virtual dengan konsep Uber for Imams. Nantinya, pengguna tidak hanya menemukan satu imam tapi juga komunitas.
Pengguna juga bisa melakukan transaksi bisnis dari belahan dunia lain. Semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran Islam pun ada dalam 14 bahasa.
Salah seorang pendiri Imam Connect, Muddassar Ahmed mengatakan peluncuran platform ini guna mengatasi kekhawatiran yang mendesak, yakni akses layanan berbasis agama. Layanan ini sangat menguntungkan bagi para penyedia atau bagi pelanggannya.
Imam Connect menjadi bagian tren yang berkembang dan menawarkan banyak layanan serta produk kepada Muslim secara daring. Umat Muslim menghabiskan sekitar 220 miliar dolar AS untuk hiburan daring dan konten virtual pada 2018. Menurut Salaam Gateway, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 309 miliar dolar AS pada 2024.
Ahmed memandang Imam Connect sebagai perusahaan sosial dan bisnis. “Saya merancangnya untuk membangun hubungan baru dalam komunitas Muslim daripada menghasilkan keuntungan sendiri,” kata Ahmed, dilansir Religion News, Rabu (3/2).
Orang-orang yang didukung oleh Imam Connect cenderung tidak pergi ke masjid setempat, tapi masih membutuhkan layanan agama. Jumlah Muslim AS yang tidak pergi ke masjid meningkat sejak awal pandemi.