Kamis 04 Feb 2021 15:34 WIB

Pemprov Sulbar Bentuk Posko Transisi Pascagempa Bumi

Tanggap darurat beberapa pekan terakhir, telah menciptakan rasa persaudaraan.

Pengungsi yang tinggal di Dusun Sendana, Desa Boteng Utara, Mamuju, Sulbar, melaksanakan shalat Jumat di masjid darurat yang dibangun oleh BMH.
Foto: Dok BMH
Pengungsi yang tinggal di Dusun Sendana, Desa Boteng Utara, Mamuju, Sulbar, melaksanakan shalat Jumat di masjid darurat yang dibangun oleh BMH.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pemerintah Provinsi Sulawsi Barat membentuk posko transisi setelah masa tanggap darurat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, yang berakhir Kamis (4/2). Keputusan itu diambil berdasarkan hasil rapat evaluasi perkembangan bencana gempa bumi Sulbar di Posko Induk Kantor Gubernur Sulbar, di Mamuju, Kamis.

Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Sulbar Brigjen TNI Firman Dahlan mengatakan, dengan berakhirnya masa tanggap darurat pada 4 Februari 2021, pihaknya menunggu instruksi perpanjangan tim satgas dari Gubernur Sulbar dan segala unsur, termasuk berbagai fasilitas dukungan pascabencana alam gempa bumi tersebut. "Kami dari TNI dan Polri siap membantu," kata Firman Dahlan yang juga sebagai Komandan Korem 142/Tatag.

Baca Juga

Sementara, Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, pada rapat evaluasi itu tercipta suasana haru dan sedih karena kebersamaan selama masa tanggap darurat beberapa pekan terakhir, telah menciptakan rasa persaudaraan yang tinggi.

"Saya justru agak sedih sebab selama masa tanggap darurat gempa ini, tercipta saling koordinasi yang baik sehingga menciptakan suasana persaudaraan yang erat antarsemua pihak, khususnya rekan-rekan dari TNI dan Polri," urai Muhammad Idris.

Sulbar lanjut Muhammad Idris merupakan salah satu daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah rawan bencana. Namun ia berharap, tidak terjadi lagi bencana alam susulan yang terjadi di daerah itu. "Terkait keputusan berakhirnya status tanggap darurat dan dialihkan dengan istilah Posko Transisi Pemulihan Bencana, hal tersebut telah dibahas secara mendalam sesuai pertimbangan hasil rapat bersama para pimpinan di lingkup Pemprov Sulbar. Dari pertimbangan-pertimbangan itu, hasilnya akan dilaporkan ke pak Gubernur," terangnya.

"Dan saat ini, alternatif untuk kita bergeser ke fase transisi darurat ke pemulihan sesuai dengan ketentuan yang ada, berdasarkan kebijakan pengelolaan bencana di Indonesia. Tanggap darurat berakhir, kita beralih dari fase transisi darurat ke pemulihan," jelas Muhammad Idris.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement