Selasa 16 Feb 2021 10:53 WIB

Posko Gempa Sulbar Urusi Empat Dampak Gempa

Peran relawan gempa sangat membantu pemerintah di Sulbar.

Sejumlah warga antre menunggu pembagian sembako di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat (ilustrasi)
Foto: AKBAR TADO/ANTARA
Sejumlah warga antre menunggu pembagian sembako di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Posko Transisi Gempa Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengurusi empat bidang dalam menangani dampak bencana gempa Kabupaten Majene dan Mamuju. "Posko Transisi Penanganan Gempa Sulbar akan menangani empat bidang untuk memulihkan bencana gempa yang melanda wilayah kabupaten Mamuju dan kabupaten Majene Provinsi Sulbar," kata Sekda Sulbar Muh Idris di Mamuju, Selasa (16/2).

Ia mengatakan empat hal yang diurusi tersebut adalah masalah pengungsi, pemulihan ekonomi, kesehatan dan menjamin masyarakat mendapatkan logistik. Menurut dia, peran relawan gempa sangat membantu pemerintah di Sulbar dalam mengurus masalah yang harus ditangani tersebut.

Baca Juga

"Relawan telah bekerja membantu sesuai dengan basis dampingannya dibandingkan Pemerintah Sulbar yang harus dapat bangkit setelah bencana terjadi. Diharapkan relawan terus bekerja melakukan penyelesaian penanganan gempa," katanya.

Ia berharap, seluruh pihak terus bekerja dengan maksimal melakukan penanganan bencana agar bencana dapat dilalui dan kondisi daerah Sulbar kembali normal.

Jumlah pengungsi di Sulbar secara keseluruhan mencapai 91.003. Jumlah pengunsi terbanyak berasal dari Kabupaten Mamuju, sebanyak 58.123 orang, di Kabupaten Kabupaten Majene sebesar 25.737 orang. Sementara pengungsi Kabupaten Polman sebanyak 5.343 orang.

Menurut dia, untuk data korban meninggal dunia sebanyak 105 orang. Dengan rincian 95 orang di Kabupaten Mamuju, 10 orang di Kabupaten Majene.

Sementara untuk data kerusakan rumah, terbanyak di Kabupaten Mamuju sebanyak 11.422. Kerusakan tersebut terdiri atas rusak ringan sebanyak 5.527, rusak sedang sebanyak 3.844, dan rusak berat sebanyak 2.051. Sedangkan di Kabupaten Majene, rumah rusak sebanyak 5.929, terdiri dari 1.656 rusak ringan, 1.538 rusak sedang dan 2.735 rusak berat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement