REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Realisasi penanaman modal ke Jawa Barat sepanjang 2020 lalu mengalami penurunan. Walaupun begitu, Provinsi Jawa Barat masih menjadi daerah dan tujuan investasi tertinggi di Indonesia bila dibandingkan provinsi lain.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara, pandemi Covid-19 mempengaruhi realisasi investasi baik dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PDMN) ke Jawa Barat sepanjang tahun lalu.
Pemprov Jabar mencatat, kata dia, total realisasi investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sampai dengan Januari hingga Desember Tahun 2020 yang direalisasikan oleh para investor di 27 (duapuluh tujuh) Kabupaten/Kota mencapai Rp 120,4 triliun. “Realisasi sepanjang 2020 ini menurun dibanding periode yang sama 2019 lalu yang mencapai Rp 137,069 triliun. Turun sekitar Rp 17 triliun,” ujar Noneng di Bandung, Kamis (18/2).
Menurut Noneng menurun, namun dari sisi realisasi secara nasional, Noneng memastikan Jawa Barat melebih target yang dibebankan oleh Pusat. Menurutnya pihaknya telah mencapai 121,65 peresen dari target nasional sebesar Rp 99 triliun. “Realisasi sepanjang 2020 juga menyerap tenaga tenaga kerja sebanyak 113.426 orang, serta jumlah proyek sebanyak 20.020 proyek LKPM,” katanya.
Noneng mengatakan, penurunan investasi datang dari realisasi investasi untuk PMA. Tahun lalu modal asing yang ditanam di Jawa Barat total mencapai Rp69 triliun atau menurun sebesar Rp19 triliun dibanding periode yang sama 2019 lalu. Sementara jumlah tenaga kerja sebesar 85.928 orang turun 8.716 orang dari periode yang sama tahun 2019 sebesar 94.644 orang.
“Jumlah proyek LKPM PMA sendiri meningkat dari 10.455 proyek LKPM pada periode Januari hingga Desember tahun 2019, menjadi 11.031 proyek LKPM pada Januari - Desember tahun 2020 atau naik 576 proyek LKPM,” katanya.
PMDN, kata dia, menjadi penyelamat investasi ke Jawa Barat sepanjang 2020 lalu. Realisasi investasi untuk PMDN di Jawa Barat tahun 2020, yang ditanamkan oleh para investor sebesar Rp 51,4 triliun meningkat Rp 2,1 triliun dari periode investasi yang sama pada tahun 2019 sebesar Rp 469,2 triliun.
PMDN ini, kata dia, menyumbang jumlah tenaga kerja sebesar 27.498 orang, turun 8.562 orang dari periode yang sama tahun 2019 sebesar 36.060 orang. "Untuk jumlah proyek LKPM sebesar 8.989 proyek LKPM atau naik 4.074 proyek LKPM dari 4.915 proyek LKPM pada periode yang sama tahun 2019,” katanya.