Kamis 18 Feb 2021 16:44 WIB

Studi: Rutin Minum Teh Hijau Bisa Cegah Kanker

Ada banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Antioksidan alami yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu melindungi dan meningkatkan kadar protein pelawan kanker dalam tubuh manusia.
Foto: www.freepik.com
Antioksidan alami yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu melindungi dan meningkatkan kadar protein pelawan kanker dalam tubuh manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker menjadi salah satu penyakit paling ganis di dunia. Ada banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker, salah satunya rutin mengonsumsi teh hijau setiap hari.

Para peneliti dari Rensselaer Polytechnic Institute melaporkan bahwa antioksidan alami yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu melindungi dan meningkatkan kadar protein pelawan kanker dalam tubuh manusia. Protein antikanker ini secara teknis disebut p53 tetapi juga membawa julukan "penjaga genom" berkat efisiensinya dalam memperbaiki DNA yang rusak dan membunuh sel kanker.

Baca Juga

Singkatnya, teh hijau membuat tubuh lebih kuat dalam menangkal dan melawan kanker. Antioksidan teh hijau yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG) mengikat, melindungi, dan mendorong peningkatan produksi protein p53 untuk melawan kanker.

“Kedua molekul itu menarik. Mutasi pada p53 ditemukan di lebih dari 50 persen kanker manusia, sedangkan EGCG adalah antioksidan utama dalam teh hijau. Tugas kami adalah mengungkap bagaimana EGCG dapat meningkatkan aktivitas anti-kanker p53 dan membuka pintu untuk mengembangkan obat dengan senyawa seperti EGCG," kata penulis studi Chunyu Wang, profesor ilmu biologi di Rensselaer Polytechnic Institute.

Profesor Wang bahkan menyebut bahwa p53 bisa dibilang sebagai protein paling penting dalam kanker manusia. Intinya, ketika protein p53 rusak atau dalam persediaan rendah, sel kanker akan lebih mudah tumbuh dan menyebar.

P53 melawan kanker dengan beberapa cara berbeda, misalnya dengan memperbaiki DNA yang rusak, menghentikan pertumbuhan sel untuk memfasilitasi perbaikan DNA, dan juga bertanggung jawab untuk memulai proses yang dikenal sebagai apoptosis (kematian sel terprogram) ketika kerusakan DNA meluas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement